Kaliya pun tertawa. "Jika sudah seperti ini, mereka akan menjadi jinak. Jika mereka merasa terancam, maka mereka akan mengeluarkan lidahnya untuk memakan mata."
"Ya, mataku pernah diserang oleh salah satu monster batu itu, tapi aku bukan bertemu mereka di sini. Tempatnya waktu itu dekat dengan sungai lava. Setelah gempa bumi dan hujan abu, aku pun bertemu dengan mereka."
Kaliya mengangguk. "Para monster batu tersebar di Saykame Land. Mereka adalah makhluk para penjaga tanah."
"Jadi, monster itu ada gunanya?" ejek Raymond.
"Tentu saja. Manusia datang hanya untuk membunuh dan membantai para makhluk itu."
Raymond jadi merasa bersalah karena pernah membunuh monster batu.
Kini, para monster itu telah menumpuk menjadi susunan tembok setinggi pinggang Raymond.
"Sebaiknya kita pergi sekarang untuk melanjutkan perjalanan kita," ucap Raymond.
Kaliya pun mengangguk. "Ayo kita pergi."