Kaliya menjelaskan, "Tidak ada yang tahu tentang asal-usul kami karena kami dibesarkan dari belas kasihan sang tetua adat. Beberapa ibu melahirkan dan tidak punya biaya untuk membesarkan anak-anak mereka, jadi mereka menyerahkannya pada tetua adat. Setelah itu, mereka tidak boleh mencari anak-anak itu.
"Aku mungkin tidak tahu siapa ibuku, tapi aku tahu siapa ayahku yang sebenarnya karena ada sebuah kalung di dadaku, sebagai tanda pengenal. Saat itu, aku sedang mengantarkan makanan untuk para prajurit.
"Lalu tiba-tiba, seorang prajurit menghampiriku dan melihat kalung itu dan menyamakannya dengan kalung miliknya. Dari situlah aku tahu siapa ayahku yang sebenarnya."
Raymond mendengarkan cerita Kaliya dengan saksama. Ternyata masih ada banyak orang di dunia ini yang tidak tahu siapa orang tua mereka.