Akhirnya, mereka hanya berdua saja. Ayahnya berjalan sangat cepat hingga Victoria agak kesulitan untuk menyamakan langkah mereka.
"Papa! Kita mau ke mana?"
"Ikuti aku!" ucap ayahnya dengan nada memerintah.
Setelah melewati beberapa belokan, Victoria pun tiba di sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup rapat. Tak berapa lama kemudian sang dayang muncul dari balik tembok dan membukakan pintu itu.
"Tutup pintunya," perintah ayahnya. "Jangan biarkan ada orang lain yang mendengarkan percakapan kami."
"Baik, Yang Mulia."
Pintu pun menutup di belakang mereka dengan suara berdebum, menandakan betapa beratnya pintu itu.
Victoria melebarkan matanya saat ia melihat ruangan yang luas di hadapannya. Itu adalah kamar tidur anak perempuan yang sangat indah, persis seperti kamar impiannya.
Berbeda dengan ruangan lainnya di istana, benda-benda di kamar ini tampak berasal dari dunia manusia.