"Kufara!" seru Inayba. Setetes air mata meluncur di pipinya. "Aku tidak sedang bermimpi, bukan?"
"Tidak, Inayba. Ini bukanlah sebuah mimpi. Ini benar-benar aku, Kufara."
"Kufara, aku sangat … aku sangat merindukanmu."
"Aku pun sangat merindukanmu, Inayba," ucap Ruga tulus.
Inayba berlari dan kemudian memeluk Ruga dengan sangat erat. Ruga merengkuh wajah Inayba dan kemudian menciumnya dengan penuh gairah.
Inayba adalah cinta pertamanya dan untuk selamanya meski ia harus berpisah dengannya selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Namun, ciuman Ruga sepertinya terlalu berlebihan. Itu adalah salahnya. Seharusnya, ia tidak lantas mencium wanita itu dengan terburu-buru.
Inayba terlalu gugup menerima ciuman dari Ruga. Untuk itu, Ruga segera menghentikan ciumannya.
Napasnya terengah-engah sementara matanya masih terus memandangi cinta pertamanya sambil mengusap-usap pipinya yang lembut.