"Apa yang telah kamu lakukan padaku?!" tuduh Victoria sambil merapatkan jaketnya di dadanya.
Semua harapan Baron sirna seketika. Ternyata Victoria masih marah padanya. Sikap manisnya hanya terjadi di alam mimpi saja. Sikap menjauh Victoria kembali muncul setelah menyadari bahwa ia sedang marah pada Baron.
"Aku membangunkanmu, tapi kamu malah mencium tanganku," ujar Baron sambil mengulum senyum.
"Tidak mungkin! Kamu tidak usah mengada-ngada. Kamu pasti memantraiku atau semacamnya," tuduh Victoria.
"Apa?! Kamu menuduhku—"
"Jam berapa sekarang?" potong Victoria.
"Aku tidak tahu. Aku tidak mempunyai jam." Baron mengangkat bahunya.
Victoria mengeluarkan ponselnya dari tas dan memukulnya beberapa kali. "Ponselku mati."
"Benda itu tidak akan berguna di duniaku. Sekarang, sebaiknya kamu beres-beres karena kita akan segera pergi. Semua orang sedang bersiap-siap," ujar Baron. "Ayo!"