"Beneran, Pak?" Mata Maya berbinar-binar seperti baru mendapatkan rezeki nomplok. Bayangan indah menggunakan seragam waitress yang anggun seperti menari-nari dibenaknya. Namun seolah gelembung bayangan itu pecah seketika, keningnya berkerut. Dia memandang atasannya itu dengan raut wajah yang polos, "Terus kalau saya kerja, sekolah saya gimana, Pak?"
Malik sedikit tersendak mendengar pertanyaan menggelitik itu. Dia menahan tawanya yang seolah tertahan di tenggorokan. Maya bengong melihat tingkah atasannya itu. Malik berdehem sejenak, "Maksud saya kamu bisa ambil casual selepas pulang sekolah atau kalau sedang libur, tinggal nanti bisa disesuaikan dengan event di hotel. Lagian casual itu dibutuhkan kalau hotel lagi ramai saja."
"Oh seperti itu ya, Pak. Baik, saya bersedia kalau misalnya tidak ada tugas. Pendidikan tetap nomor satu," kata Maya diplomatis. Malik sedikit manggut-manggut.
