Tiba-tiba, Gadis itu menjadikan semua ini cara berlari dan memeluk Bram dari belakang. Seperti de'javu kejadian mobil pick up naas yang hampir menabrak mereka. Delinda bersandar di punggung kokoh Bram seraya memeluk perut pria itu dengan erat. Terbersit kenyamanan yang membuat hatinya tenang, sehingga gadis itu semakin mempererat pelukannya, seolah tak ingin kenyamanan itu jauh darinya, "Pak, Maafin saya karena dulu pernah berkata seperti itu, tapi kenapa bapak lantas menghilang berbulan-bulan? Saya enggak kuat dijauhi Bapak. Saya tersiksa pak.. saya..saya.." ujar gadis itu terbata-bata. Air mata membasahi pakaian belakang Bram. Mereka menjadi perhatian orang-orang di bandara.
Bram melepas pegangan Delinda diperutnya. Dia membalikan badan dan menampilkan ukiran bidang ditubuhnya yang terbungkus jaket hoodie sweater dihadapan tubuh semampai itu. Dia mengelus rambut Delinda dengan lembut, "Bicaralah, saya dengarkan."
"Saya suka sama Bapak."