Chereads / Perceraian Kontrak / Chapter 34 - 34

Chapter 34 - 34

"Mana?" tanya Ryan.

Ryan, Shane, Santoso, dan Rick melihat ke kolong meja. Dan ternyata benar bahwa disana terdapat mayat wanita.

"Kita angkat aja nih meja terus lihat itu mayat siapa," usul Yuan.

"Ya sudah, ayo angkat," jawab Ryan.

Ryan dan Rick bekerjasama mengangkat meja itu. Saat meja telah dipindahkan oleh Ryan dan Rick, mereka semua dikejutkan oleh mayat itu karena itu adalah Amora.

Yuan benar-benar tidak menyangka bahwa rivalnya itu akan menjadi korban mati mengenaskan seperti ini.

"A... Amora? Amora, kenapa kamu juga jadi korban?" Yuan menangisi Amora yang sudah tidak bernyawa lagi.

Ryan benar-benar tidak menyangka bahwa kakaknya akan menangisi seorang wanita. Memang sepertinya Yuan sudah jatuh cinta kepada Amora meskipun tidak terlalu.

Kondisi mayat Amora sangat mengenaskan. Karena disana hanya terlihat kepala dan jantung Amora saja, seperti hantu kuyang begitu bentuknya 😫

Perlahan-lahan Ryan mendekati kakaknya yang sedang sedih. Iapun berusaha menenangkan Yuan supaya berhenti menangis.

"Sudahlah kak Yuan, ini mungkin takdirnya Amora harus jadi salah satu korban pembunuhan sadis ini. Aku yakin bahwa kak Yuan bisa mendapatkan teman atau pasangan terbaik lagi yang setia disamping kakak," ucap Ryan menenangkan Yuan.

Yuan tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Ia hanya berdiri lalu memukul-mukul dinding. Yuan hanya bisa meluapkan semua amarahnya dengan begitu.

"Kenapa!? kenapa Amora yang harus jadi santapan pembunuhan kejam itu? kenapa tidak aku saya yang menggantikan posisinya?" ucap Yuan sambil memukul-mukul dinding.

Calesthane mendekati Yuan. Baru saja ia memanggil Kak Yuan, Calesthane sudah ditodongkan pistol saja oleh Yuan.

"Kalian semua mundur! atau aku akan menembak kalian," ujar Yuan.

Calesthane dan Ryan memutuskan untuk mundur. Mungkin kak Yuan butuh sendiri, siapa tahu saja dengan begitu ia bisa happy lagi.

Saat sedang menyaksikan kesedihan Yuan, Zahra dan Santoso tidak sengaja melihat bom yang sudah diatur. Mereka berdua langsung buru-buru memberitahu kepada yang lain karena waktu mereka untuk kabur hanya 5 menit sebelum bom meledak.

"Rick, Calesthane, dan yang lainnya. Aku dan Santoso melihat bom!!! ayo buruan pergi dari sini sebelum meledak!" teriak Zahra.

Calesthane, Ryan, dan lainnya menatap kearah Zahra. Mereka semua mulai mempersiapkan barang-barangnya lalu lari meninggalkan sana. Calesthane, Ryan, Rick, Berlia, dan yang lainnya buru-buru keluar dari sana.

Sedangkan didalam masih tersisa Shane dan Yuan disana. Shane mencoba merayu Yuan supaya ia mau keluar dari sana.

"Yuan, ayo ikut kami! kami menunggumu, ayo," ajak Shane.

"Udah ah sana, kamu pergi saja sama yang lain. Biar saya disini mati bersama korban mayat-mayat," jawab Yuan.

"Oke kalau begitu saya disini saja, saya ingin menemanimu. Walaupun saya baru mengenalmu tapi saya yakin bahwa kamu orang baik-baik, lagipula saya sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Tidak seperti kamu yang masih punya adik, saya jadi akan disini mati bersamamu. Kalau saya jadi kamu, saya akan pergi demi keluarga saya," ucap Shane.

Shane terus merayu Yuan untuk keluar. Pada akhirnya Yuan luluh dan mereka berdua keluar dari sana.

Ryan dan lainnya menunggu Shane keluar dari sana. Saat Shane dan Yuan memasuki mobil, perusahaan itupun meledak dengan keras.

Semua menunduk saat terjadi peledakan itu. Setelah kondisi mulai aman, mereka semua kembali melakukan perjalanan menuju kediaman Ryan.

Didalam mobil tidak ada raut wajah bahagia diantara mereka semua. Hampir semua yang ada didalam mobil Ryan, raut wajahnya suram dan sedih.

***

Lima hari kemudian...

Ryan dan Calesthane tampak bersiap-siap melakukan keberangkatan ke Indonesia. Namun, sebelum mereka berangkat menuju bandara terlebih dahulu melakukan perpisahan.

"Hmm... aku akan merindukan kamu Calesthane," ucap Zahra sambil memeluk Calesthane dengan erat.

"Aku tidak lama kok di Indonesia, hanya sebentar. Terus balik lagi ke Amerika," jawab Calesthane.

"Hati-hati ya Calesthane, semoga persidangan cerai kamu lancar. Padahal aku sedih melihat kalian berpisah," ujar Elizabeth.

"Iya, ini semua demi kebaikan kita bersama. Aku menyayangi semuanya," jawab Calesthane tersenyum.

"Sudah, jangan buang-buang waktu. Waktu pemberangkatan sebentar lagi, jadi saya dan Calesthane izin pergi. See you again all," jawab Ryan.

"See you again," jawab Berlia dan lainnya.

Calesthane dan Ryan masuk kedalam taksi yang sudah mereka pesan. Tak lama kemudian taksi itupun pergi menuju bandara internasional New York.

Sepanjang perjalanan tampak Calesthane melamun memikirkan sesuatu. Ryan perlahan-lahan mengajaknya mengobrol dan coba bertanya apa yang mengganjal dipikirkan Calesthane hingga Calesthane terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Kamu kenapa? apakah kamu memikirkan sesuatu? cerita coba sama aku," ucap Ryan.

"Tapi kamu janji jangan bilang siapa-siapa ya, ini khusus kita berdua yang tahu!" jawab Calesthane.

"Iya aku janji, ceritakan dong," jawab Ryan.

"Masa aku melihat Zahra, Santoso, Daddy Rick, Elizabeth, dan Shane bayangan nya itu kuburan. Sedangkan aku melihat kak Yuan dan mommy Berlia nangis dikuburan mereka semua gitu," curhat Calesthane.

"Apa? kuburan? serius kamu?" tanya Ryan terkejut.

"Iya aku melihat kelima orang itu jadi kuburan," jawab Calesthane.

"Aku takut terjadi sesuatu kepada mereka semua. Semoga itu hanya halusinasi saja ya, karena dari kemarin kita terlibat mengenai urusan mayat-mayat gitu," jawab Ryan.

"Iya juga sih," jawab Calesthane.

Suasana mobil kembali hening lagi. Ryan dan Calesthane tampak terdiam. Ryan sedang memikirkan ucapan Calesthane, begitu juga dengan Calesthane yang sedang memikirkan bayangan yang dilihatnya tadi.

Dipesawat...

Calesthane tampak sedang menggambarkan sesuatu di ponsel menggunakan pena dari ponsel. Awalnya Ryan tidak memperdulikan Calesthane karena ia asik mendengarkan musik dan membaca artikel di internet. Ryan melepas handsetnya dan melihat apa yang digambar oleh Calesthane.

"Gambar apa itu?" tanya Ryan.

"Aku gambar teman-teman dan keluarga. Dari mulai mommy, Daddy, kak Yuan, Santoso, Zahra dan lainnya," jawab Calesthane.

"Gambar orang maksudmu? gambar orang darimana?" tanya Ryan heran.

"Ini gambar orang! sebelah kanan ada Shane, Santoso, Daddy. Sedangkan sebelah kiri Zahra, Elisabeth. Dan ditengah ada mommy, kak Yuan, dan kita berdua," jawab Calesthane menjelaskan secara detail.

"Kamu sakit ya? jelas-jelas ini bukan gambar orang!!! yang terlihat bentuk orang itu cuma kita berdua, kak Yuan, dan nona Berlia. Sedangkan yang lain kuburan yang mengelilingi kita!!! kamu gimana sih? yang gambar kamu kenapa yang harus jelasin aku," ujar Ryan sedikit memarahi dengan Calesthane.

"Ta... tapi ini aku gambar kita dan yang lainnya secara lengkap dan cakep," jawab Calesthane.

"Kamu sepertinya harus pakai kacamata deh, jelas-jelas kamu itu gambar kuburan Calesthane!!!! kuburan!" bentak Ryan.