"Aku gak ada kacamata, adanya topi," jawab Calesthane dengan polosnya.
"Ya Tuhan, ya udah kucek tuh matamu biar lihat gambar apa itu," ujar Ryan.
"Oke," Calesthane mengucek matanya dan melihat gambar yang ada di ponselnya.
Iapun juga terkejut melihat gambar pemandangan kuburan.
"Kan, kubilang juga apa??? itu gambar kuburan kan???" ucap Ryan.
"I..iya gak usah marah-marah juga kali. Hmm," jawab Calesthane sembari melempar bantal yang ia bawa ke wajah Ryan.
Calesthane geram dengan sikap Ryan yang tadi. Iapun mendiami Ryan hingga mendarat di Indonesia.
***
Tujuh hari kemudian...
Suasana pagi yang cerah menyelimuti seluruh kota Jakarta. Calesthane tampak sedang menyiapkan dokumen yang akan dibawa ke pengadilan, seperti:
-KTP (Kartu tanda penduduk)
-Akte nikah (Kutipan Akta Perkawinan)
-KK (Kartu keluarga)
Setelah selesai, Calesthane menemui Ryan yang sedang duduk ditaman rumah sambil membaca sebuah buku.
"Nih tanda tangan dulu. Pokoknya selama kontrak perceraian dilakukan, kamu gak boleh pacaran, gak boleh gatel sama cewek lain. Mengerti! ih Ryan!!!! kok kamu gak nanggepin aku?" ucap Calesthane memberikan surat perceraian kontrak.
"Iya sayang. Aku setia! udah aku pergi dulu," jawab Ryan menutup buku yang dibacanya.
Ryan meninggalkan Calesthane yang masih berada ditaman.
"Ya gimana sih? bukannya tanda tangan dulu! ih ngeselin. Udah ah malas," jawab Calesthane.
Kini Calesthane ikut pergi meninggalkan area taman rumahnya.
***
Beberapa jam kemudian..
Tok..Tok...Tok...
"Calesthane!!! bukan pintunya! Calesthane," teriak Ryan dari luar.
Tak lama kemudian Calesthane membuka pintu rumahnya. Namun saat Ryan berjalan masuk kedalam rumah, Calesthane mencegatnya.
"Tunggu! tunggu! jangan masuk dulu! kamu harus tanda tangani surat perceraian kontrak ini," cegat Calesthane sambil menunjukkan surat Perceraian kontrak ke Ryan.
"Ya sudah iya, mana sini," Ryan mengambil surat perceraian kontrak dari tangan Calesthane.
Setelah itu Ryan menandatangani surat kontrak dengan pena nya yang selalu dibawa kemana-mana. Kemudian ia menyerahkannya kepada Calesthane.
"Nih sudah," jawab Ryan.
"Oke, tapi bukan berarti kamu boleh masuk dulu. Kita kan belum ngurus perceraiannya secara hukum," ujar Calesthane.
"Astaga....ya sudah ayo kita pergi," ajak Ryan sambil menarik tangan Calesthane.
"Tunggu, tas dan dokumen nya masih ada didalam. Aku ambil sebentar," Calesthane masuk kedalam rumah lalu mengambil tasnya serta dokumen yang perlu dibawa.
Setelah siap semua, mereka berdua pergi menuju pengadilan negeri Jakarta.
***
Beberapa menit kemudian...
Mereka semua sampai di pengadilan negeri Jakarta. Sesampainya disana Calesthane langsung mendaftarkan perceraian. Dari mulai alasannya yaitu tidak ada kecocokan. Lalu menyerahkan dokumen yang sudah disediakan.
Setelah selesai mereka berdua kembali kerumah sebelum mendapatkan surat panggilan ke pengadilan untuk menghadiri sidang 1 hingga sidang 3. Biasanya sidang 3 adalah ketok palu.
Untuk saat ini, Calesthane yang menggugat cerai. Sehingga pada saat sidang 2 berjalan, ia harus membawa saksi. Saksi yang akan dia bawa adalah Rick dan Zahra.
***
Tiga bulan kemudian...
Setelah sekian lama mengurus perceraian di pengadilan, akhirnya pihak pengadilan memutuskan bahwa Calesthane dan Ryan pisah. Kini mereka berdua tinggal mengambil akte cerai di pengadilan.
Sebelum esok pagi mereka ambil akte cerai, mereka menghabiskan waktunya bersama.
"Hmmm... tidak menyangka ya bahwa kita akan cerai seperti ini demi keluarga dan teman-teman," ucap Ryan sambil menyetir mobilnya.
"Ini hanya cerai kontrak Ryan, hanya sebentar sampai terbongkarnya pembunuh misterius itu siapa," jawab Calesthane.
"Ya tapikan kita akan pisah rumah dan tidak menjadi suami istri lagi," jawab Ryan.
"Cup.. cup...cup... gak usah sedih ya, ini hanya perceraian kontrak, CERAI KONTRAK," ujar Calesthane menekan kata-katanya saat menyebut Cerai kontrak.
"Iya-iya. Terus kamu mau makan dimana?" tanya Ryan.
"Makan di lesehan aja," celetuk Calesthane.
"Di lesehan? kenapa gak di cafe aja? tanah basah loh karena habis hujan," jawab Ryan.
"Tadi nanya, gimana sih? hmmm!!! terserah," Calesthane memalingkan wajahnya dari Ryan.
"Ya sudah deh. Demi kamu kita makan di lesehan," jawab Ryan.
"Asikk, aku tahu tempatnya dimana," jawab Calesthane.
"Ya sudah tunjukkan jalannya," jawab Ryan.
Calesthane menunjukkan jalan ke tempat makan yang ia dan Ryan tuju. Mereka pun sampai disana.
Ryan dan Calesthane turun dari mobil kemudian duduk di lesehan. Sembari duduk dan mengobrol, mereka berdua memesan makanan yang ada disana.
"Mau pesan makanan apa mas? mbak?" tanya pelayan.
"Disini ada apa saja ya?" tanya Calesthane.
"Hmm... saya pesan Saltimbocca dan minuman nya Lacryma Christi. Sudah itu saja," jawab Ryan sepontan.
"Ha? apaan tuh mas? pohon Kamboja sama crispy? crispy apa mas? ayam atau udang?" tanya pelayan dengan polosnya.
"Bukan pohon Kamboja dan crispy, saya bilang saya pesan makanan nya itu Saltimbocca dan minumannya Lacryma Christi. Udah itu aja," jawab Ryan.
"Maaf mas, disini adanya cuma ayam goreng, udang goreng, gudeg, sate, es teh manis dan es jeruk," jawab pelayan.
"Ahhh minumannya gak ada yang beer?" tanya Ryan.
"Tak ada mas," jawab pelayan.
"Soda?" tanya Ryan.
"Ooh kalau itu ada mas, mas mau?" tanya pelayan.
"Ya sudah saya pesan soda saja," jawab Ryan.
"Hmmm... saya pesan sate dan es jeruk ya," jawab Calesthane.
"Okeeee," jawab pelayan.
Setelah itu pelayan pergi dari meja mereka. Sambil menunggu mereka berdua mengobrol-ngobrol.
"Ryan, habis mendapatkan akte cerai, kamu mau kemana?" tanya Calesthane.
"Aku mau balik ke Amerika, mau mengurus masalah pembunuhan misterius ini," jawab Ryan.
"Ya sudah kita barengan saja kesana nya, aku juga mau ke Amerika," jawab Calesthane.
"Tapi itu sangat beresiko bagi kamu, jadi lebih baik kamu disini saja ya," saran Ryan.
"Ta... tapi aku tidak bisa diam saja. Aku mau kok membantu semua, ini semua kan masalahku," jawab Calesthane.
"Ya sudah deh tapi kamu harus berhati-hati ya dalam bertugas memecahkan teka-teki ini," jawab Ryan.
"Iya. Ryan, kamu sadar gak kalau dari tadi kita diliatin terus sama pengunjung tempat makan ini?" tanya Calesthane.
"Enggak, aku baru tahu dari kamu," jawab Ryan.
Tak lama kemudian, salah seorang pengunjung tempat makan itu menghampiri meja Ryan dan Calesthane.
"Mbak, mas boleh tanya?" ucap wanita yang menghampiri meja makan Calesthane dan Ryan.
"Iya, mau tanya apa ya?" tanya Calesthane.
"Mbaknya ini yang menang menjadi perancang fashion terbaik di dunia kan? terus mas nya ini Ceo tampan dan terkenal se-Eropa itu?" tanya wanita itu.
"I.. iya. Memang kenapa?" tanya Calesthane heran.
"Boleh foto bareng gak? kalau bisa follback Ig saya dong," jawab wanita rempong itu😂
"Kalau masalah follback Ig gak bisa nona, saya dan istri saya sedang sibuk dan tidak bisa memegang ponsel," jawab Ryan.
"Ya sudah foto aja ya," jawab wanita rempong.
Setelah itu Calesthane dan Ryan berfoto bersama si wanita rempong. Setelah selesai wanita itu kembali ke mejanya dan diwaktu yang tepat hidangan yang Ryan serta Calesthane pesan, datang. Mereka menyantap hidangan yang dipesan masing-masing.