Selang beberapa menit kemudian, Sigit keluar dari Musala dan langsung menghampiri rekan-rekannya, Deden menoleh ke arah Sigit, "Kamu sudah makan belum, Git?" tanya pria bertubuh gempal itu.
"Belum, aku belum sempat ke warung." Sigit duduk di bangku panjang yang ada di depan mes.
"Ada tuh ... nasi punyaku tadi dikasih sama Dian!" kata Deden lirih.
"Aku gantung di paku, kamu makan saja, Git!" sambungnya mengarahkan bola matanya ke sebuah kantong kresek hitam yang ia gantung di paku yang menempel di dinding saung tersebut.
"Iya, Den. Terima kasih."
"Ini minumannya, Git!" Deden menyerahkan minuman jeruk dalam kemasan yang ia dapatkan dari Dian.
Sigit langsung meraih minuman dari tangan Deden dan langsung mengambil nasi yang tergantung di paku dinding saung itu. Sikap Sigit tampak dingin, tidak seperti biasanya.
"Kamu kenapa, Git?" tanya Haikal bangkit dan menghampiri Sigit yang sedang makan.