Ganjar duduk di sebelah Aisyah dan sedikit berbisik kepada istrinya, "Buatkan kopi Aa, Neng!" pinta Ganjar lirih.
"Pake bisik-bisik segala, uwa kira ada hal penting dengan istrimu," timpal Bu Sinta tersenyum-senyum.
Ganjar balas tersenyum dan meletakkan tangan di atas pundak istrinya. Aisyah bangkit dan segera melangkah ke ruang dapur untuk segera membuatkan kopi.
Di ruang dapur ada Amel dan Bu Sinta sudah bersiap hendak memasak untuk persiapan makan sore. "Masak apa, Mel?" tanya Aisyah menghampiri.
Amel menjawab lirih pertanyaan Aisyah, "Sayur lodeh kesukaan Wa Sinta."
"Mau apa, Teh?" sambung Amel memandang Aisyah.
"Mau membuatkan kopi untuk A Ganjar," jawab Aisyah.
"Sini aku saja yang membuatkan!" kata Amel lirih.
"Tidak usah, Mel. Teteh saja!' cegah Aisyah.
"Tidak apa-apa, Teh," kata Amel segera membuatkan kopi hitam untuk saudara sepupunya itu.
"Iya, Mel. Terima kasih," jawab Aisyah tersenyum manis.