"Kau!!" Alexander menunjuk wajah Mav!
"Kau!!" Mav menunjuk wajah Alexander.
Sangking terlalu bahagia keduanya sampai tak tahu harus berkata apa. Mav dan Alexander langsung berpelukan hangat bak teletubis. Mereka tak peduli dengan bau amis ikan yang begitu menyengat di pasar.
"Huhuhu … betapa bahagianya aku bertemu denganmu di tengah hamparan desa berbau amis ini, Mav!!" Alexander hampir menangis karena bahagia.
"Huhuhu … dunia ini sempit sekali!! Kenapa juga kau bisa berada di sini??" Mav heran, ia melepaskan pelukannya.
"Harusnya aku juga bertanya hal itu padamu. Bukankah kau kuliah di kota B?" Alexander menampar pelan pipi Mav.
"Ceritanya panjang. Kalau kau?"
"Yang pasti lebih panjang lagi darimu." Alexander menghela napas.