(Adegan dewasa, dibawah 21+ dilarang membaca. Mohon bijak dalam memilih bacaan. Thanks.)
Dengan trampil Alexiana membuka sabuk Satria cepat, ia menggunakan sabuk itu untuk menarik leher Satria agar mendekat pada bunga di antara pahanya yang terbuka lebar. Satria mengerti, dengan sigap ia melepaskan pakaian Alexiana satu persatu dan terakhir, tentu saja celana dalam g string hitam dengan bruklat.
Alexiana membantu Satria melucuti pakaiannya. Dengan sentuhan tangannya Alexiana mengusap lembut bahu Satria dan turun ke pinggangnya, menjalar naik kembali dari perutnya yang berotot menuju ke dadanya yang bidang. Alexiana menganggumi bentuk tubuh Satria yang terpatri karena kerja kerasnya sebagai pemilik toko tanaman hias.
"Kenapa?" tanya Satria.
"Sudah lama aku tidak menyentuhmu. Jujur aku sangat merindukanmu, Sat." Alexiana mengalungkan lengannya pada leher Satria. Rambut panjangnya tergerai ke samping, membuat Satria bisa mengecup cerukan leher Alexiana dengan mudah.
"Maafkan aku Alexi. Aku tak pernah menyangka hubungan kita akan jadi seperti ini. Aku sungguh bodoh, melepaskanmu begitu saja." Satria menyisir rambut Alexiana ke belakang telinga.
"Kita sama-sama bodoh." tukas Alexiana, wanita itu langsung mengunci tubuh Satria dengan kedua kakinya, melekatkan tubuh mereka dalam balutan peluh yang hangat. Dengan kasar dan tak beraturan Alexiana mengulum bibir Satria. Memainkan lidahnya ke dalam lidah Satria.
Tangan Satria meremas bokong Alexiana dan naik untuk meremas kedua dada sintalnya. Memainkan benda kenyal dengan bentuk yang bulat dan penuh. Alexiana memang selalu menjaga bentuk tubuhnya tetap indah. Masih dengan meremas dan mencubit pusat dadanya, Satria mencium bibir Alexiana, lalu turun ke dagu, sela dada, perutnya, le bawah pusar, dan berakhir di inti kewanitaannya.
Alexiana membuka pahanya lebar di atas meja bar masih dengan sepatu stiletto yang melekat indah pada kakinya.
"Ach!! Ah … yes, Satria. Suck it!!" Wanita itu merancau semakin hebat, Satria tak hanya menjilatnya, ia juga menyesap intinya dengan lembut supaya Alexiana semakin melayang.
Tangan Alexiana ikut mengimbangi tangan Satria yang memeras kedua dadanya. Menambahkan kekuatan pada rangsangan itu. Sekejap kemudian tubuh Alexiana menegang, ledakan hormon kebahagiaan mulai merajai otak dan tubuhnya. Membuat sekujur syarafnya bergetar dengan hebat. Inti kewanitaannya berkedut dengan cepat. Denyutan itu membuat Alexiana melemaskan tubuhnya.
"Aaahhh … hah … hah …!" Alexiana mengatur napas. Satria menjilat paha Alexiana, terus mengecup sampai ke mata kaki dan melepaskan sepatunya.
"Kau siap, Alexi?" Satria berdiri di depan Alexiana lengkap dengan tonjolan yang telah keras dan tegak.
"Sure!! Fuck me, Satria!!" Alexiana tersenyum.
Satria menyahut pinggang Alexiana dan melemparkan tubuh wanita itu ke atas sofa. Setan apa yang merasuki mereka berdua? Kegilaan apa yang tengah terjadi dengan mereka berdua. Kenapa mereka bisa menjadi seliar ini dan semakin tak terkendali?!
Memang keinginan untuk memiliki bisa berujung pada kegilaan. Dari tatapan keduanya yang berbinar penuh gairah dan hasrat, sudah bisa dipastikan mereka berdua tak akan pernah menyesalinya.
"Harder, Satria!! Faster!!" jerit Alexiana saat Satria mulai memompakan tubuhnya masuk ke dalam tubuh Alexiana. Satria menurut, dengan cepat ia menghentak masuk dan menghujam semakin dalam. Panas dan perih, namun nikmat dan memabukkan secara bersamaan.
Baik Alexiana dan Satria sama-sama tak pernah merasakan lagi gairah yang begitu besar selama ini. Teringat dalam benak mereka masing-masing saat mereka melakukannya untuk pertama kali. Malu-malu, lembut, namun sama bergairahnya.
"Acchh!!! Satria!!" Alexiana melengguh saat Satria mulai mencapai puncak kenikmatannya. Lelaki itu memperkuat hetakannya, denyutan pelan dibarengi dengan cairan hangat terasa pada bibir bagian bawah Alexiana.
"Aarrgghh!!" Satria mengerang. Alexiana membiarkan Satria melepaskan benih di dalam tubuhnya.
"Sekali lagi, Satria!!" Alexiana mengecup bibir Satria. Dengan senyuman hangat dan manis, Satria meraih pinggang Alexiana dan memutar tubuhnya.
Pria itu memeluk Alexiana dari belakang dan memainkan gunung kembarnya sampai kejantanannya benar-benar menegang kembali.
"Masuk dari belakang, kau mau??" tanya Satria.
"Lakukan, Satria. Kenapa kau selalu bertanya apa yang menjadi keinginanku? Sekali-kali, lakukanlah demi dirimu!! Lakukan apa yang kau mau!!" Alexiana merendahkan tubuhnya sehingga pinggul dan pantatnya naik ke atas.
Satria mulai memasukkan kembali senjatanya sambil meremas pantat Alexiana. Setelah tercelup sampai pangkal batangnya, Satria kembali menghujam Alexiana. Kali ini sangat dalam dan membuat Alexiana berteriak semakin kencang.
"Aahhh!!! Aaahh…! Satria faster!!"
"Heung??" Satria mengangkat tubuh Alexina, kini Alexiana menegakkan punggungnya, sementara kedua lututnya masih bertumpu pada sofa.
"Katakan lagi, Alexi. Aku tak bisa mendengarnya." Satria mengulum bibir Alexiana sambil menghujamnya. Tangan kasarnya meremas kedua payudara Alexiana. Tangan Alexiana berpegangan pada tangan Satria. Ia memutar sedikit tubuhnya supaya bisa mendekat pada telinga Satria.
"Fuck me harder, Satria!! Gantikan 16 tahun kekosongan dalam hatiku!!" Alexiana menjilat telinga Satria.
"As, you wish, Princess!!" Satria membawa tubuh Alexiana ke dalam kamar.
Mereka melanjutkan percintaan yang jauh lebih panas, lebih bergairah, lebih intens dan intim. Bergeliat dalam satu selimut yang sama seperti dulu saat pertama kali mereka melakukannya.
Teringat kenangan indah akan kebersamaan dan juga rasa saling memiliki yang pernah ada. Baik Satria mau pun Alexiana sama-sama lupa dengan apa yang telah mereka miliki saat ini. Keduanya memilih untuk kembali tenggelam pada indahnya masa lalu. Memilih untuk kembali berpeluh bersama dan menyalurkan hasrat yang telah lama dipendam di dasar hati.
"Aku mencintaimu, Satria."
"Aku juga mencintaimu, Putri." Satria mengelus rambut basah Alexiana dan kembali melumat bibirnya. Tubuh mereka masih saling bersatu, bergerak sensual, mengguyurkan kenikmatan, dan juga keintiman.
Entah berapa kali mereka melakukannya. Sudah dua hari mereka terus bersama di dalam apartemen Alexiana. Wanita itu tak datang ke rumah sakit atau pun kantor. Satria juga tidak pergi ke ICU untuk menemui istrinya yang belum sadar karena operasi besar yang berhasil ia lalui. Satria menitipkan anak-anaknya pada sang nenek begitu operasi Yena berhasil.
Tak ada yang mengganggu keintiman keduanya, tak ada yang mengganggu kisah asmara keduanya. Tak ada yang mengganggu ritual seks mereka berdua yang penuh dengan nafsu dan gairah.
Dosa yang sangat indah ….
— MI VOLAS VIN —
Nakal to!! Nakal to!! 😝