Setelah beberapa menit...
Rehan : "Duh, kok Sinta sama Indri lama banget ya?"
Akhirnya Sinta dan Indri pun sudah terlihat sedang berjalan menuju mobil, tiba tiba ada mobil yang melaju sangat kencang, Rehan bergegas keluar untuk menolong Sinta dan Indri, Rehan mendorong mereka berdua ke pinggir jalan dan akhirnya dia yang tertabrak.
"JDAAAAAAAAKKKKKK!!!!!!!"
Indri : "Rehaaaannn....!!!!!" teriaknya
Sinta : "Ya ampun Rehan!"
Indri : "D...dimana Rehan?"
Sinta pun membimbing Indri untuk mengambil Rehan ke pangkuannya. Saat itu, Rehan masih sadar... Indri memegang wajah Rehan yang sudah bersimbah darah.
Rehan : "I...Indri...."
Indri hanya menangis dan memeluk Rehan.
Rehan : "J... jangan menangis... a...aku tidak papa"
Indri : "Kenapa Han.. kenapa kamu nolongin kita?"
Rehan : "(Tersenyum) A..aku gak mungkin... membiarkan mu dan Sinta kenapa napa"
Saat itu Sinta sibuk menelpon ambulance dan mengabari keluarga Indri.
***
Singgah cerita...
Saat itu di rumah sakit, sudah ada keluarga Indri, Jack dan juga Roni sahabatnya Rehan.
Indri : "Kenapa sii Tuhan bersikap gak adil sama gue?!" ujarnya sambil terus menangis
Sinta : "Ndri lo gak boleh ngomong kaya gitu"
Indri : "Dia udah ambil penglihatan gue Sin, sekarang dia juga mau ambil Rehan dari gue! ini tuh bener bener gak adil tahu gak! gue juga berhak hidup bahagia!"
Mama : "Sayang, kamu harus sabar, semoga saja Rehan bisa diselamatkan, kita hanya cukup berdo'a saja untuk dia"
Papa : "Mama benar Ndri, kamu gak boleh kaya gini"
Indri : "Sekarang Papa puas kan??? Lihat! laki laki yang Papa benci sudah mengorbankan hidup nya buat putri Papa! Lihat baik baik Pah!"
Papa : "Papa tahu Papa salah, tolong maafin Papa"
Indri : "Aku gak bisa hidup tanpa Rehan, gak bisa"
Jack : "Sudah, kita semua cukup berdo'a saja untuk kesembuhan Rehan, lo jangan kaya gini Ndri, lo harus tenang"
Roni : "Iya Ndri, lo harus kuat, Rehan juga pasti lagi berjuang sekarang, dia gak akan ninggalin lo"
Indri terdiam dalam pelukan Sinta. Tiba tiba dokter keluar dan memberi kabar pada mereka.
Dokter : "Apa disini ada orang tua atas nama Indri?"
Papa : "Saya Papa nya Indri dan saya Mama nya Indri"
Dokter : "Pasien ingin bicara kalian berdua"
Papa : "Ayo Mah"
Indri : "K...kenapa Rehan hanya menanyakan papa dan mama? aku ingin masuk"
Sinta : "Iya nanti giliran kita yang masuk Ndri"
Di dalam ....
Papa : "Rehan"
Rehan terlihat terbaring lemah di ranjang, bicarapun sulit, dengan suara lemas dia mulai bicara pada Papa dan Mama nya Indri.
Rehan : "Om... Tante..."
Mama : "Iya Rehan, kami disini"
Rehan : "Aku ingin bicara"
Papa : "Bicara apa ?"
Rehan : "Saya tahu, om benci sama saya, tapi tolong... ijinkan saya untuk mendonorkan mata saya pada Indri"
Mama dan Papa sangat terkejut saat mendengar hal itu.
Papa : "Rehan, kenapa kamu bisa sebaik ini? maafkan saya, saya selama ini sudah salah menilai kamu"
Rehan tersenyum....
Mama : "Kamu serius, ingin mendonorkan mata kamu buat Indri?"
Rehan : "Iya tante, saya rasa... hidup saya gak akan lama lagi"
Papa : "Kamu harus sembuh, saya sudah merestui hubungan kalian berdua, saya janji... saya tidak akan menjadi penghalang kalian lagi"
Rehan : "Terima kasih Om, tapi... sepertinya saya tidak akan bertahan lama lagi, di sisa hidup saya ini... saya ingin menghabiskan waktu bersama Indri, boleh kan?"
Mama : "Kamu jangan bicara seperti itu... tidak ada yang tahu umur seseorang kan?"
Rehan tersenyum dan mengangguk.
Rehan : "Ada siapa saja diluar om, tante?"
Papa : "Di luar ada Indri, Sinta, Jack dan Roni"
Rehan : "Bisa minta tolong panggil mereka kesini?"
Mama : "Tentu saja Han"
Mama pun bergegas memanggil mereka semua untuk masuk.