Chereads / PURE LOVE (Cinta Yang Murni) / Chapter 18 - 18. Berhak Untuk Bersama

Chapter 18 - 18. Berhak Untuk Bersama

Saat itu Indri dan Rehan baru pulang sekitar jam 7 malam.

Rehan : "Ndri, Papa kamu gak akan marah kan?"

Indri : "Kalo marah, aku juga bakal marah sama dia"

Rehan : "Jangan kaya gitu, dia kan Papa kamu"

Indri : "Han, dia gak seharusnya larang aku, dia harusnya ikut bahagia dengan kebahagiaan aku"

Rehan : "Iya tapi.... "

Indri : "Udahlah, jangan bahas soal Papa Han"

Tiba tiba.....

Papa : "Kenapa harus pulang malam malam begini hah? Wanita dan laki laki pulang bersama malam malam kaya gini, apa kata orang nanti?"

Rehan : "Om, saya bisa jelasin"

Papa : "Kamu lagi, kenapa selalu kamu pria yang bawa anak saya pulang malam kaya begini hah?"

Rehan : "Gak kaya gitu Om, tadi saya... "

Papa : "Cukup!!!! Indri, sekarang kamu masuk"

Indri : "Gak!"

Papa : "Sejak pria ini hadir dalam hidup kamu, kamu jadi ngelawan sama Papa!"

Indri : "Pah, aku emang buta! tapi aku gak buta melihat baiknya seseorang! "

Papa : "Jadi kamu menganggap pria ini baik? yang selalu bawa kamu pulang malam, iya?"

Indri : "Aku berhak hidup bersama orang yang aku cintai, seperti Papa dan Mama! Kenapa Papa egois banget sih hah?"

Papa : "Papa tahu mana yang terbaik buat kamu, jadi kamu harus nurut sama Papa"

Saat itu Mama yang sudah tidur terbangun karena mendengar Indri dan Papa bertengkar, dia pun menghampiri mereka.

Mama : "Ya ampun kalian ini ada apa sih? kenapa ribut ribut malam malam begini?"

Papa : "Lihat ni Mah, jam segini baru pulang. Tiap dia main sama pria ini, selalu aja kemaleman gak tahu waktu"

Mama : "Ya ampun Pah, ini baru jam 7 malem, gak larut kok"

Papa : "Kamu ya, anak salah masih aja di belain"

Mama : "Bukan gitu Pah"

Saat itu Indri langsung masuk ke dalam rumah sambil menangis.

Rehan : "I.. Indri... " panggilnya

Mama : "Tuh kan"

Papa : "Heh kamu, pergi dari rumah saya"

Rehan : "T.. tapi Om, Indri.... "

Papa : "Kamu berani lawan saya?"

Rehan : "Saya gak bermaksud untuk lawan Om, tapi Indri perlu udara segar Om, dia gak bisa terus berada di rumah dalam keadaan seperti itu. Sekarang dia buta, dia perlu teman dan perlu refresh otak, jadi izinkan saya untuk selalu ada buat Indri Om, saya mohon, saya rela melakukan apapun untuk dia, asal dia bahagia" ujarnya

Papa : "Aaah, kamu pikir saya akan tersentuh dengan ucapanmu itu hah? " jawabnya lalu masuk ke dalam rumah

Mama : "Papa keterlaluan"

Rehan : "Udah tante, gak papa kok"

Mama : "Han, tante bener bener minta maaf ya soal sikap Papa nya Indri, dia bener bener keras kepala"

Rehan : "Tante gak perlu minta maaf, gak papa kok. Beliau seperti itu karena sayang sama Indri"

Mama : "Entah kenapa, dia sangat benci sama kamu, hanya karena kesalahan spele. Padahal tante percaya kalo kamu adalah pria yang baik, yang bisa menjaga dan menyayangi Indri sepenuhnya"

Rehan : "(Tersenyum) Mungkin ini ujian untuk aku dan Indri. Tapi... kita berhak untuk bersama kan Tante? Kita saling mencintai dan saling menyayangi"

Mama : "Yaa, kalian berhak untuk bersama, karena jika kalian bersama, Tante yakin... kalian akan bahagia"

Rehan : "Tapi saya memiliki rasa takut jika saya bersama dengan Indri"

Mama : "Maksud kamu?"

Rehan : "Saya takut suatu saat nanti saya akan pergi dari hidup Indri"

Mama : "Kenapa kamu bicara seperti itu? memangnya kamu ada niat buat ninggalin dia?"

Rehan : "Umur saya gak lama lagi, saya ingin jujur dari sekarang sama tante"

Mama : "A.. apa?"