"Ngghh …." Tiba-tiba saja, ada suara lirih.
Semua orang bergegas menoleh ke sumber suara.
Suara dari Bu Zein!
Alangkah terkejutnya semua yang di kamar itu ketika menyadari bahwa Bu Zein terbangun dari tidur panjangnya!
"Mami! Mami!" Nanik lekas mendekat ke ibunya dengan mata mulai basah.
"Nenek …." Reiko ikut menangis sembari senyumnya mengembang menatap lembut nenek di dekatnya.
"Ru-Rurike?" Mata Bu Zein yang mulai membuka menatap kaget ke Reiko.
"Bukan, Mami. Itu bukan Rurike. Dia anaknya Rurike!" Nanik sampai terharu dan masih menangis mengecupi pipi ibunya.
"Anaknya … Rurike … anaknya Ruri?" Suara lemah Bu Zein seperti orang kebingungan. "Cucuku?"
Reiko mengangguk. "Aku cucu Nenek. Aku anak Ibu Rurike, namaku Reiko." Reiko membawa tangan keriput neneknya ke pipi dia untuk diusapkan di sana penuh haru dan sayang. Dalam sekejap, Reiko sudah menumbuhkan perasaan sayang pada sang nenek.