Di kamarnya, Shingo sudah tersadar dari operasinya meski wajahnya masih sepucat sebelumnya.
Melihat kedatangan Nathan Ryuu dan Reiko, Shingo makin merasa bersalah. Waktunya sudah dekat dan dia harus melakukan sesuatu yang benar dan tepat, sebelum sang waktu merenggut kesempatannya. "Tuan Ryuu âĶ aku ingin mengatakan kejujuran," ucapnya dengan suara seperti berbisik, sepertinya memang suaranya terganggu akibat tikaman itu.
Reiko mengejang di tempatnya. Shingo hendak mengatakan 'itu' ke suaminya?!
Tapi, bisa apa Reiko? Dia pun memilih untuk mundur beberapa langkah, rasanya ingin berlari saja menjauh dari sana. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa reaksi suaminya nanti ketika mendengar kejujuran dari Shingo.
Dia juga tak bisa membayangkan akan semarah apa suaminya terhadap dia setelah mendengar semua dari Shingo.
Ya ampun, Reiko berharap dia bisa menghilang atau bersembunyi di tanah.