Mata Bu Sayuki menatap putrinya yang hanya memakai kamisol dan celana jins ketat. "Sayank, apakah kau tidak merasa dadamu itu kecil?"
Mata Runa membola seketika mendengar kalimat ibunya. "Ibu! Kau ini apa-apaan, sih? Kenapa bicara seperti itu!" Secara refleks, Runa menyilangkan kedua lengannya di depan dada agar sang ibu tidak melihat ke dadanya.
"Ya ampun, ini pasti gara-gara kau menuruni gen dari keluarga ayahmu yang berdada rata! Coba kalau kau menuruni gen ibumu ini, pasti dadamu besar!" Bu Sayuki memegangi payudaranya sendiri yang memang tergolong besar dan montok.
"Ibu! Jangan berkata seperti itu! Apalagi membawa-bawa keluarga ayah!" Runa tidak suka ayahnya yang sudah meninggal dibawa dalam obrolan semacam ini.
"Sayank, Ibu tidak bermaksud merendahkan keluarga ayahmu, hanya... mengatakan fakta! Nyatanya, keluarga ayahmu itu para wanitanya memang banyak yang berdada rata, kan?" Bu Sayuki berkilah.