Rurika malah sedikit membuka kisah nelangsa dia semasa kecilnya pada Reiko ketika mereka sedang berdua saja di ruang makan.
Reiko tidak mengira akan ada anak yang mengalami penolakan oleh orang tuanya sendiri. Ia pun menyentuh bahu Rurika, berkata, "Kalau memang mereka sudah terlalu lelah karena bekerja, yah biarlah, tak perlu memaksa. Kau bisa bermain dengan yang lain. Kau bisa bermain dengan kami!"
Kepala Rurika terangkat sambil menatap Reiko. "Kenapa kau bisa begitu positif? Dunia ini kejam, apa kau tak tahu?"