Laila dan Hilman membawa kayu bakar dengan menggendong dengan pinggang. Pengalaman baru bagi Hilman karena ini pertama kalinya dirinya membawa kayu bakar. Dirinya juga tidak bisa membelah kayu. Sungguh malu rasanya karena ia seorang lelaki. Kalah oleh seorang perempuan. Mereka berjalan berjejeran, dengan Laila yang di depan.
Melihat dapur, Hilman juga merasakan sesuatu yang berbeda dengan bayang-bayangnya. Sebuah pawon sederhana dengan bentuk balok. Di depannya melebar. Dan memiliki dua lubang di atasnya.
"Ini yang namanya pawon, kah? Aku pernah melihatnya sebelumnya. Eh, ini ditaruh di mana, Laila?" tanya Hilman yang masih bingung.
"Taruh di samping pawon saja, Mas. Aku ambil daun kelapa yang kering dulu, Mas. Untuk menyalakan apinya, biar nggak gampang mati." Laila lalu menaruh kayu bakar di pinggir pawon.