Malam itu juga, Hilman memutuskan untuk mencari keberadaan Laila. Ia segera mengambil kunci motornya dan keluar dari rumah.
"Sebenarnya kamu ada di mana, Laila? Kenapa kamu malah pergi?" Ia begitu khawatir jika tidak menemukan keberadaan istrinya itu.
Hilman mengelilingi desa itu sampai larut malam. Bahkan ia tidak merasa capek karena mondar-mandir hanya untuk mencari keberadaan sang istri. Sudah ia lalui dan telusuri jalanan yang begitu panjang hanya untuk satu orang.
"Ke mana perginya kamu? Oh ... harus ke mana lagi aku mencarimu? Tak tahukah kamu, aku sudah mencarimu di sepanjang jalan ini?"
Dalam kebimbangannya, ia terus mencari dan mencari. Sudah pukul satu malam, ia belum juga menemukan keberadaan sang istri. Tidak tahu ada di mana Laila berada. Tidak tahu jejaknya di mana.