"Gonzalo Gallo …"
Suzune maupun Laëtitia saling memandang. Begitu juga dengan Li Shuwen dan Attila sekilas sebelum menghindar dari serangan Boltzmann. Tanpa ampun, Perviks mempercepat serangan tempo sebelumnya. Memastikan tidak ada seorang pun yang mampu menghindarinya. Li Shuwen dan Attila mengerang kala terdesak.
"Monster ini … benar-benar kuat!" erang Li Shuwen.
"Aku tahu maksudmu Li Shuwen! Tanpa kau memberikan komentar, aku sudah tahu."
Keduanya berusaha menangkis serangan tiba-tiba Perviks. Boltzmann menjentikkan jarinya, menebalkan kabut dan menaikkan suhu hingga mencapai paling rendah. Awan tebal dan suasana dingin membuat Laëtitia kesulitan membaca gerak-geriknya. Ditambah dengan kabut tebal menyelimutinya. Permukaan transparan yang mereka pijak, menampakkan kubangan lubangan gelap dan pekat. Sampai-sampai, mereka kesulitan membaca gerakan Boltzmann.
"Ada apa? Hanya seginikah kalian bertarung?" ejek Boltzmann.