Rafaella telah sampai diluar ruangan Dokter Radiman Purwanto. Sekilas, tidak ada yang berbeda tiap ruangan yang dilaluinya. Dia mengetuk pintu tiga kali. Bersiap untuk melaksanakan misi utamanya. Tarikan napas pelan. Tanpa bersuara sama sekali. Membuka gagang pintu ke belakang. Berjalan seperti biasanya. Menatap Dokter Radiman yang sibuk menuliskan sesuatu di balik kertas itu.
Laki-laki itu mengenakan cincin pada jari manisnya. Berambut pendek dan tampak ada bekas jerawat di bagian keningnya. Kulit sawo matang dan memiliki bulu-bulu halus di sekujur anggota gerak seperti lengan dan sebagainya. Kacamata minusnya selalu dipakai ke mana-mana. Saat bekerja maupun tidak sama sekali. Wajah tidak ada tanda-tanda mengenai keriput atau penuaan dini. Kumis tipis dan janggutnya dicukur tipis meski ada sisa. Jam tangan abu-abu analog berdetak.
"Silakan duduk," ucapnya tanpa menoleh pada Rafaella.