Selama dalam perjalanan, Satoru mempercepat lajunya. Tali pelana dia, dicengkram serta memecut kudanya. Terus berlari sembari suara meringkik tanpa henti. Laki-laki itu menyadari bahwa stamina tunggangannya mulai kelelahan. Dia menarik tali pelananya. Turun dari kuda dan memutuskan bermalam di sana. Satoru mengambil beberapa ranting kayu, membuat perapian dengan gosokan kayu. Satoru belum pernah melakukannya. Jadi, dia mencobanya terlebih dahulu.
Dua buah ranting kayu saling bersentuhan. Kedua telapak tangan diputar-putar. Bagian bawah digesek-gesek tanpa henti. Serpihan kayu mulai terlihat. Tetapi hanya asap mengambang di atas. Kedua telapak tangannya memerah. Sorotan matanya terfokus pada dua buah ranting kayu.
