Chereads / Bunga Mentari di ujung senja / Chapter 8 - Meeting!

Chapter 8 - Meeting!

Ke esokan harinya...

Pemandangan di luar kantor dari dalam jendela ruangan menampakan sinar yang berkilauan.

Tok,,tok,,tok!

"Masuk!" Sahut Arya.

"Pagi bro!" Ucap Rian, Sekretaris pribadi Arya sekaligus sahabat karibnya semasa kecil. "Itu Nyonya Jesicca menelpon ke ruangan gue, lu ada meeting bersama dia? Gue gak tau jadwalnya itu bro?" Rian langsung duduk.

Arya menghela nafas lalu bangkit dari kursinya. "Makanya datang ke pesta pertunangan gue semalem!"

"Tunangan Lu? Sejak kapan mengatakan seperti itu, denger namanya Jesicca aja Lu muak!"

"Terpaksa!" Jawab Arya dengan raut wajah yang malas. "Lu taukan sekarang Gue sudah menjalin kerja sama kontrak dengan Jesicca?"

"Terus? Apa yang harus Gue lakukan?" tanya Rian menyenderkan punggungnya ke kursi.

"Denger ya, mulai sekarang Lu yang handle semua pekerjaan gue kalau ada sangkut pautnya sama Jesicca." Arya memajukan wajahnya ke Rian.

Kedua tangan Rian menghalangi agar Arya tak terlalu dekat dengan dirinya.

"Lu Bosnya coy, gue mah apa sih? Hanyalah butiran rengginang. Cuma sisaan aja..hahaha!" Rian tertawa.

"Kalau gitu, Lu harus temenin Gue kemanapun ketika sedang berada dengan Jesicca. Di saat meeting kek, atau ketemu dia jika ada pekerjaan penting gitu misalnya!"

"Kayak kambing congek dong Gue nanti?" ucap Rian meledek.

"Mau Gue potong gaji Lu 50 persen karna gak nurutin perintah bosnya!" Arya mengancam.

"Eiits, jangan marah gitu dong Bos!! Ok ok, Gue lakuin asal gaji Gue gak di potong ya?"

Rian menatap Arya sambil cengar-cengir.

"Nih kunci mobilnya. Lu bawa mobil Gue." Arya melempar kunci lalu dengan gesit Rian menangkap kunci mobil dengan kedua tangannya.

Arya melangkahkan kaki ke pintu.

"Beginilah Bosku, selalu saja aah!" gerutu Rian.

"Eh, jangan komen ingat gaji!" sahut Arya memberhentikan langkahnya di kala Ia ingin membuka pintu.

"Siap Bos!" Rian memberi hormat pada Arya dengan ala militer sambil melangkah keluar mengikuti Arya di depannya.

Arya dan Rian adalah sahabat karib dari kecil. Hingga kini menjadi Sekretaris pribadi Arya. Rian mengerti dengan masalah yang tengah di hadapi Arya saat ini.

Rian teman curhat dan teman terbaik bagi Arya. Waktu dulu melamar Ratna pun Ia ikut andil untuk membantu memilihkan cincin dan keperluan pernikahan Arya terdahulu. Saat itu Arya sangat ceria dan tampak di raut wajahnya berseri ketika menikah bersama Ratna. Rian saksi hidup. cinta Arya dan Ratna.

Di dalam mobil sambil mengendarai Rian berkata, "Gue males ke pesta tunangan Lu sama Jesicca. Mending gue tuh ya malam Minggu sama pujaan hati Gue si Elis. Hahaha!"

"Sudah Gue duga!" ucap Arya menebak. "Saat pesta itu Gue mabuk dan gak ingat lagi. Tiba-tiba pagi Gue udah berada bersama Jesicca di kamarnya. Sungguh sial!" lanjut Arya menyandarkan sikunya ke jendela pintu mobil sambil tangannya memijit-mijit dahi.

Seketika itu Rian terkejut, Ia menoleh ke arah kiri, menatap Arya dengan tajam.

"Udah liyat tuh jalan nanti kita nambrak lagi. Mobil ini baru Gue dandanin jangan sampai rusak!" Arya mendorong pelan pipi Rian agar fokus ke depan.

"Serius Lu bro?" Tanya Rian. Tentu Ia sedikit kurang fokus dengan pandangan di depannya. Tapi Ia tetap konsisten menyetir.

"Gue gak ngerti apa yang di rencanakan dia? Semua telah Ia dapatkan. Termasuk diri Gue sendiri."

"Gak kebayang Gue bro, Gue ada untuk Lu. Bertahanlah demi Bunga. Anak Lu tuh harus di perhatikan sekarang. Masalah rencana si Nyonya Jesicca itu Gue akan bantu," ucap Rian menepuk pundak Arya dengan berbicara panjang lebar.

Arya mencium bau-bau ide brilian di pikirannya Rian.

"Lu mau bantu Gue, bro?" tanya Arya memastikan.

"Hmm tentulah Bosku. Lu gak inget waktu hari pernikahan Lu? Sempet Jesicca ingin mengacaukan segalanya kan?"

"Benar juga. Dulu sempat Jesicca hampir saja merusak pernikahanku dengan Ratna. Untung Rian membantuku!" batin Arya.

"Jadi mau kapan rencana kita akan di mulai Pak Bos. Kayanya nih ya kalau Jesicca ngeliyat gue. Pasti mukanya itu loh. Memerah abis berjemur di terik sinar matahari Kaya jemuran. Hahaha!" Rian tertawa garing.

Arya mengikuti ekspresi wajah Rian yang bahagia tertawa lepas sambil memukul stir mobil. Walaupun kadang candaannya begitu garing bagi Arya. Tetap Rian selalu membuat suasana mencair yang tadinya tegang menjadi lebih berwarna.

Malas sekali rasa hati Arya untuk menemui Jesicca kembali. Ia masih membayangkan malam pertunangannya itu dan kemaren malam. Rasanya ingin menghilang dari muka bumi ini. Tertelan oleh badai angin topan. Tapi ini kenyataan pahit yang harus Ia jalani.

Sesampainya di gedung perkantoran yang menjulang tinggi dan memarkirkan Mobil. Sangat berat hati Arya melangkahkan kakinya ke lobby dan masuk ke lift. Lalu Rian memencet tombol angka dua puluh lima.

Sesampainya di ruang meeting...

Beberapa orang sudah berada duduk di kursi mereka masing-masing. Arya berjalan dan merapihkan jasnya dan duduk di kursi yang telah kosong di sediakan oleh Jessica di susul Rian duduk di sebelah Arya.

Seorang sekretaris manis dengan rambut panjang bergelombang memakai baju kantor memulai rapatnya, "Selamat pagi, Bapak, Ibu dan rekan sekalian. Selamat datang di rapat mingguan kita pada hari ini. Bersama kita telah hadir pimpinan kita, Nyonya Jesicca Amora Veronica. Marilah kita mendengarkan kata sambutan dari beliau untuk membuka rapat kita hari ini. Kepada Nyonya Jesicca, kami persilahkan."

Jesicca berdiri dan berkata, "Terima kasih, Cassandra. Pertama-tama marilah kita menyambut rekan bisnis kita, Tuan Arya Wisya Sandoso dari Arya Konveksi, rapat mingguan kita kali ini menjadi tidak biasa karna adanya Tuan Arya Wisya Sandoso ikut menyaksikan rapat kita. Baiklah, hari ini kita akan membahas strategi dalam mempromosikan beberapa produk baru yang sudah di terbitkan oleh kita. Selain itu, juga akan menandatangani surat perjanjian kerja sama dengan perusahaan yang di pimpin oleh Tuan Arya Wisya Sandoso." Jesicca menyodorkan tangan kanannya mengarah ke Arya.

Arya menghela nafas panjang, berdiri dengan merapihkan jasnya.

"Hmm, terima kasih sebelumnya Style Fashion Group untuk sambutan hangatnya. Saya harap kita bisa menjadi partner kerja yang hebat satu sama lain," ujar Arya lalu duduk kembali.

"Agenda selanjutnya adalah persentasi dari rekan kerja kita Pak Raden tentang strategi dalam mempromosikan produk baru kita kepada Tuan Arya Wisya Sandoso, Kami persilahkan," Lanjut Sekretaris yang bernama Cassandra.

"Terima kasih atas kesempatan yang di berikan. Saya akan memaparkan strategi-strategi yang dapat kita terapkan untuk mendongkrak angka penjualan produk kita yang baru ini. Yang pertama, kita bisa membuat brosur yang berisi promosi dengan daftar harga dan diskon yang akan di berikan. Juga informasi hadiah apabila pembeli membeli dengan harga hingga 500 ribu rupiah. Kita bisa membagikan brosurnya kepada orang di sekitar ruko-ruko dan mall. Atau yang kedua kita bisa mempromosikannya lewat media sosial juga kita bisa membuat sebuah iklan di televisi dengan mengundang artis-artis ternama yang sedang naik daun saat ini. Produk kita sudah terkenal dan mempunyai nama. Jelas kita bisa membuat katalog kembali seperti sebelum-sebelumnya bukan? Saya pikir cukup untuk pemaparan tersebut. Kritik dan saran akan saya terima," ujar Raden kembali duduk.

Jesicca kembali angkat bicara memberikan pendapatnya. "Saya pikir, ide tersebut bagus dan memang sudah setiap kita memiliki produk baru selalu melakukan hal demikian bukan? Bagaimana dengan yang lain, apakah memiliki opini yang berbeda?" Jesicca melirik semua rekan kerjanya.

"Saya rasa, saya tidak begitu setuju!" timpal Rian.

Jesicca mengeryitkan dahinya.

"Saya lebih suka jika kita bekerja sama dengan perusahaan online seperti shopee atau lazada atau perusahaan online sekarang yang sedang booming. Jadi produk kita bisa lebih terkenal dan lebih pastinya sudah mendunia dong ya. Itu juga pastinya akan lebih banyak menghemat dana dan energy kita. Tapi pastinya kita harus lebih memperhatikan pajak yang kita keluarkan dari produk kita kepada mereka dan satu lagi kita bisa membuat reseller untuk para ibu rumah tangga, pekerja kantoran untuk menjual produk-produk kita nantinya secara online. Jadi lebih banyak produk kita di pasarkan dari reseller ke konsumen dengan harga yang lebih grosir agar produk kita lebih maju dan juga lebih di kenal dari kalangan atas maupun kalangan biasa," lanjut Rian mengangkat kedua alisnya.

Semua orang berkata, "Itu ide yang hebat!"

Rian tersenyum memainkan kedua alisnya. Menatap wajah Arya yang tak berekspresi. Tapi walaupun begitu. Rian memang jagonya untuk persentasi. Kalau bisa di tempatkan, Rian lebih cocok menjabat sebagai Direktur Marketing ketimbang jadi Sekretaris pribadinya.

Kali ini Jesicca harus manut dan menyetujui ide Rian yang menurutnya dapat meningkatkan nama besar perusahaannya.

"Baiklah, karna kita sudah berada dalam satu suara, hal ini menjadi jelas. Apa yang akan kita lakukan untuk mempromosikan produk kita yang baru," ucap Jesicca kembali duduk dan bertepuk tangan. Di iringi semua orang ikut bertepuk tangan.

"Agenda terakhir adalah menandatangani memo persetujuan kerjasama antara Style Fashion Group dengan Arya Konveksi. Kepada Ibu pemimpin, Nyonya Jesicca Amora Veronica dan Tuan Arya Wisya Sandoso kami persilahkan," lanjut kembali Sekretaris Cassandra memberikan map merah ke arah meja Arya dan Jesicca. Mereka pun menandatanganinya.

"Dengan menandatangani memo ini, Arya Konveksi telah setuju untuk melakukan kerja sama," ucap Jesicca memberikan kembali map merah kepada Sekretarisnya.

Arya menyenggol lengan tangan Rian agar Rian yang memberikan jawaban atas kerjasama ini.

"Terima kasih banyak, Style Fashion Group. Kami harap kita akan bekerja dengan sangat baik bersama," Jelas Rian tersenyum.

"Baiklah kalau begitu sekarang saya kembalikan lagi kepada Cassandra sekretaris pribadi saya." Jesicca menutup buku kecil yang Ia pegang di atas meja.

"Bapak dan Ibu dan rekan-rekan saya sekalian, inilah akhir dari rapat mingguan kita. Terima kasih atas partisipasinya dan sampai jumpa pada rapat selanjutnya."

Lalu semua orang yang ada di ruang rapat berdiri dan berlalu menuju pintu keluar.