Hii
Happy Reading!
***
Tangis yang Angkasa keluarkan terdengar sangat menyesakkan, tak ada yang berani dari banyaknya polisi di sana. Mereka diam, membiarkan anak yang baru menginjak remaja itu mengeluarkan segala unek-uneknya.
"Terima kasih.." lirih Angkasa mengusap air matanya yang masih meleleh, Max melihat itu sontak memberikan sapu tangan yang ia miliki kepada Angkasa. "Pakai, jangan di usap seperti itu." suruh Max membuat Angkasa lagi-lagi tercengang dengan tingkat kepedulian pria yang baru ia temui sekarang.
Setelah kesedihan Angkasa mereda, dirinya mengajak Max dan beberapa polisi yang berdiri di ambang pintu masuk. Sepertinya sudah waktunya Angkasa mengetahui kebenaran yang membuat beberapa polisi dan pria berstelan mahal itu menghampiri Apartementnya.
"Maaf, di sini tidak ada minuman lain," ringis Angkasa setelah menyajikan beberapa botol wine milik ayahnya.
