Happy Reading!
****
Teriakan keras dari Eva berhasil membuat gendang telinga mereka sakit, "Denger Eva, cuma gaada gunanya gue jawab. Mereka di tinggal karena gue udah yakin sama keputusan itu, jadi jangan di tanya-tanya lagi." Tegas Misha.
Eva mengangguk paham, meski sudah tahu penyebabnya, jiwa penuh tanya dari sang adik tetap menggelora kuat. "Tapi, kok bisa gitu.. Bukannya bikin dengan sempurna mereka hanya akan mengacak seisi mansion!" teriak Eva polos.
Misha sekarang menyesal, seharusnya gadis itu membiarkan saja sang adik marah. Sekarang bagaimana menjelaskan tentang semua yang ada di kepalanya?
Hei, Misha memang bisa menyusun rencana yang luar biasa. Tapi sangat sulit menerangkan semua yang ada di kepalanya, menghayal itu lebih mudah di bandingkan menerangkan. "Gue gak bisa jelasin." putus Misha memejamkan mata.
