Happy Reading!
****
Puas menangis di pelukan sang adik, kini keduanya tengah berada di kantin. "Ayo, aaaa"
Hap!
Phara sedang menyuapi bakso pada sang kakak, cahaya yang di pancarkan oleh keduanya terlihat hangat di mata semua orang. "Akhirnya kakak beradik itu akur,"
"Bukankah yang membuat mereka tidak akur adalah kita yang membully Phasa?"
"Bener juga, gue gak ngira Phasa di sakitin sampe segitunya cuma karena nilai."
"Keknya kita harus ngumpulin tanda tangan buat permohonan supaya orang tua Phasa enggak nuntut separah ini sama dia,"
"Bener-bener! Gue setuju!"
Tess..
Air mata Phasa mengalir begitu saja setelah mendengar bisik-bisik dari teman sekolahnya, aah, apakah sekarang dia sudah di terima setelah di bully sejak awal masuk Sma Jati Harga. "Kak! Kok lu nangis lagi?" Phara begitu panik saat sang kakak kembali menangis.