Hiii..
Happy Reading!
***
Ceklek!
Dengan ragu tapi pasti langkah Samudera semakin mendekat kepada kasur besar tempat Rindu beristirahat. Semakin dekat, pria itu semakin menyadari betapa pucatnya wajah sang kekasih.
Setelah mendudukkan diri di samping Rindu yang masih tak sadarkan diri, Samudera menggenggam tangan yang tidak diinfus erat. Menciuminya dengan lembut, berharap bisa meringankan rasa sakit yang Rindu alami karenanya.
"Maaf," gumam Samudera mencium punggung tangan Rindu dalam.
Seolah keajaiban baru saja terjadi, mata biru Rindu perlahan terbuka lemah. Bibirnya mengerang pelan lantaran cahaya lampu membuat matanya silau. "Ughh," erangnya menarik tangan yang sedang Samudera pegang untuk mengucek matanya yang silau.
Air wajah Samudera langsung cerah begitu tahu Rindu telah sadarkan diri. Dia menanyakan apa Rindu haus, lapar, atau yang lainnya dengan nada lucu sehingga memancing tawa Rindu.
