Hiii...
Happy Reading!
****
Degh!
Jantung Rindu berpacu cepat setelah terus menerima spike agresif dari musuhnya, bukan karena takut, melainkan itu memicu semangatnya dalam bermain. "Hei, kau tidak salah?" tanya Rindu berkeringat sambil terus memukul bola tersebut.
Ah, Rindu benar-benar dibuat terdesak. Lupakan saja lah suruhan pelatihnya untuk menahan diri! Rindu sudah tidak tahan.
Pertarungan di lapangan bulutangkis terasa semakin berat, suara decit sepatu beradu dengan bola hok terus di pukul keras sampai bulunya berjatuhan.
Gila! Rindu awalnya hanya ingin membuat sepupu kembarnya terpesona dengan permainannya, jika terus begini, Rindu pun akan dibuat bersemangat!
Ptak!
Buagh!
Priiit!
Wasit segera membunyikan peluit begitu Rindu tersungkur dengan kepala lebih dulu mendarat, dia segera berlari turun mendekati Rindu untuk mengetahui bagaimana kondisi gadis yang tengah bertanding itu. "Kau baik-baik saja?" tanya wasit khawatir begitu Rindu mengangkat kepalanya.