"Aku sangat takut hikss..."
Marlyna menangis dipelukan Andra, dia sangat ketakutan mengingat kejadian di tangga beberapa saat yang lalu. Perlakuan lelaki misterius itu benar-benar membuatnya ketakutan setengah mati, mungkin jika Marlyna tidak menahan tubuhnya saat itu, dia akan terluka lebih parah dari ini. Namun keberuntungan masih ada di pihaknya, lelaki misterius itu tidak berbuat lebih nekad pada Marlyna.
Andra hanya bisa mengusap kepala kekasihnya itu, dia sangat paham bagaimana perasaan Marlyna saat ini. Dia sangat hebat karena bisa menahan rasa takut itu di depan kedua orang tuanya, mungkin Marlyna khawatir jika ayah dan ibunya akan semakin syok jika melihat putri mereka ketakutan karena kejadian ini.
"Sudahlah jangan menangis, wajahmu semakin jelek saja jika menangis!" ucap Andra sembari mencubit pipi kekasihnya.
Marlyna merengek dipelukan kekasihnya itu. "Kau jahat sekali Andra! aku sedang bersedih jangan meledekku seperti itu!"