Marlyna masih terdiam dengan wajah yang mulai memerah, jika benar lelaki yang sedang bicara di telpon itu adalah mertuanya sendiri. Maka keadaan gadis ini benar-benar dalam bahaya, Marlyna mengingat jelas semua hal yang dia katakan di telpon tadi lalu menyesalinya. Apa sekarang waktunya untuk meminta maaf? iya bukankah memang seharusnya begitu bukan. Ketika seseorang melakukan kesalahan, meminta maaf adalah hal paling benar.
Marlyna menarik nafasnya pelan, dia mulai meletakan kembali ponsel itu di telinganya. Sekarang tinggal mengumpulkan semua niat dan keberanian di dalam hatinya.
Marlyna :"Ma--af, saya kira Andra."