Matahari sudah terbit dari arah Timur memancarkan sinarnya yang hangat dan penuh kehidupan. Orang-orang diluaran sudah mulai beraktivitas seperti biasa, kecuali Andra yang masih duduk dipinggir ranjang dengan kantung matanya yang hitam. Semalaman dia tidak bisa tidur karena mimpi buruk itu selalu saja menghantuinya, Andra terjaga sampai pagi dengan menghabiskan sebotol wine yang ada ditangannya. Beberapa kali lelaki ini mencoba menelpon Marlyna untuk menemaninya namun gadis itu tidak ada menjawab karena sudah tertidur lelap.
"Tuan Andra, apa saya harus memberi tahu orang kantor jika anda tidak akan masuk hari ini?" tanya seorang pelayan.
"Tidak perlu, aku akan bersiap-siap sekarang. Panggilkan supir karena aku tidak bisa menyetir sendiri." jawab Andra sembari pergi ke kamar mandi.
"Baik Tuan."