Kania hanya menatap lurus ke depan. Ia tidak menoleh ke arah Miko sama sekali. Ia masih merasa kesal kepada Miko yang menurutnya terlalu arogan. Sementara Miko ia merasa Kania sangat marah kepadanya.
"Apa kau marah kepadaku??" kata Miko sembari tetap fokus mengemudikan mobilnya.
Kania tak menjawab sepatah kata pun ia hanya diam sembari terisak. Miko segera membawa mobilnya menepi. Ia menghentikan lajunya, dan menatap Kania. Sementara Kania masih diam membisu.
Miko meraih tangan Kania, "Maafkan aku Kania, maaf jika sikapku membuatmu kesal!!" kata Miko memelas.
Kania melirik ke arah Miko, "Aku tidak suka jika kau berkelahi dengan Willy!"
"Bukankah Willy yang memulai??" tanya Miko.
"Tapi setidaknya kau jangan memperkeruh suasana, aku tidak ingin melihatmu terluka, aku...!!"
Tiba-tiba Miko mencium bibir Kania sehingga Kania berhenti berkata. Kania sangat terkejut melihat Miko yang tiba-tiba mencium bibirnya, ia terbelalak tanpa bisa berkata apa-apa.