"Bukankah menolak apa yang di inginkan suami, adalah dosa?" tanya Cakra sambil menahan Zenna, sedangkan nafasnya begitu panas, dan memburu.
Tidak tahan! Dia pria normal!
Kancing baju Zenna kembali di buka olehnya, satu persatu, hingga kancing piyama itu terlepas seluruhnya.
Cakra mulai kembali mengecup lehernya, dan mulai turun ke bawah, pemandangan yang membuat Cakra menelan salivanya melihat aset milik istrinya, dan terlihat begitu ranum.
Kecupan di berikan oleh Cakra begitu pelan, sesekali menyentuh aset itu dengan lidah miliknya.
Membuat tubuh Zenna bergetar hebat.
"Urgh. Umm..."
Suara Zenna di tahannya.
"Kenapa di tahan?" goda Cakra pada Zenna, membuat gadis itu membuang wajahnya ke arah samping.
Setelah itu, melanjutkan aktifitasnya, hanya ada suara kecil dari Zenna, membuat tubuh gadis itu melengkung ke belakang, karena aktifitas yang di lakukan oleh Cakra.
