Hotel Jeongwol berada di puncak bukit penantian. Hotel itu berdiri dengan megah, dengan ratusan kamar yang tersedia. Mereka di izinkan tinggal disana agar tidak mengganggu kehidupan manusia dan menjadi arwah gentayangan. Mereka tidak mau bereinkarnasi karena ada yang mereka tunggu. Hotel itu di jaga oleh 2 malaikat maut dan Xiang sang dewi bulan. Pegawai hotel tentu saja bukan manusia. Hanya Yuna manusia di hotel itu. Dia adalah sang terpilih yang dipilih oleh dewi bulan.
Tugas Yuna membawa arwah- arwah gentayangan yang berada di dekat dunia manusia untuk di bawa ke hotel itu. Sama seperti Hyun Jae, Yuna juga mampu melihat segala hal yang tak kasat mata.
888 membawa 444 ke Jeongwol sesuai perintah Raja langit. Di sana ia mereka berempat di sambut oleh Yuna dan seorang resepsionis yang bertugas di lobby hotel.
"Malaikat maut 888? Saya sudah mendengar dari raja langit tentang kedatangan anda kemari. Anda juga sudah di tunggu oleh dewi Xiang. Mari silahkan ikuti saya, ah ya hanya 888 dan 444 saja. Kalian berdua silahkan tunggu di sini. Gong Liu akan menemani kalian berdua di sini. Maaf, ini perintah dewi Xiang," ujar Yuna dengan ramah.
222 dan 442 mengangguk kepada 888 memberi tanda kalau mereka akan menunggu. 888 dan 444 pun melangkah mengikuti Yuna memasuki lift yang akan membawa mereka ke lantai atas.
Di atas mereka di sambut oleh beberapa pelayan yang siap untuk membawa 444 ke kamarnya. Di lantai atas terdapat hall dengan dekorasi yang begitu elegan. Nampak beberapa orang sedang duduk menikmati makanan dan minuman sambil bersantai.
"888, silahkan ucapkan perpisahan dengan rekan anda sekarang. 444 akan di bawa langsung ke kamarnya untuk beristirahat . Dan, anda akan segera bertemu dengan dewi Xiang," kata Yuna.
888 menepuk pundak 444, "Chin Hae, kau baik- baiklah. Kuharap kau akan segera bereinkarnasi dan hidup dengan baik. Jika kita berjodoh, kita akan bertemu kembali di kehidupan yang mendatang," kata 888. 444 membungkukkan tubuhnya. "Terimakasih 888, Kim Young Joo. Semoga kau juga bisa menyelesaikan hukumanmu dengan baik dan bisa lekas reinkarnasi. Kita bertemu di kehidupan selanjutnya."
444 pun segera melangkah bersama beberapa pelayan menuju ke kamarnya. Sementara 888 mengikuti langkah Yuna untuk menemui dewi bulan. Yuna membawa 888 menyusuri lorong hotel itu. Dalam hati 888 mengagumi keindahan hotel jeongwol ini. Begitu elegan dan sangat mewah. Tiba di ujung lorong mereka berbelok ke kanan, nampak dalam jarak 5 meter terdapat kebun bunga yang cantik. Dan, di tengah kebun itu terdapat sebuah pohon besar yang tinggi. Itulah pohon bulan, dimana bunga- bunganya hanya akan mekar setiap bulan purnama. Dan, seluruh daun dan bunganya itu akan berguguran sehari setelah purnama berlalu.
"Dewi Xiang, malaikat maut 888 sudah tiba," ujar Yuna pada seorang wanita yang tengah berdiri membelakangi mereka. Wanita itu bertubuh tinggi, ia mengenakan pakaian masa kini. Dress berwarna merah yang menunjukkan siluet tubuhnya yang ramping sempurna. Wanita itu menoleh, dan tersenyum kepada 888.
"Kau boleh kembali, Yuna. Biarkan dia bersamaku," ujarnya. Yuna mengangguk dan segera berlalu.
"Kim Young Jo, malaikat maut 888 yang di berkati raja langit. Raja langit nampaknya memberimu hukuman yang gampang namun sulit. Sulit tapi juga mudah. Tergantung dari sudut mana kau memandangnya. Apa paduka raja langit memerintahkan untuk meminta buku 7 kehidupan kepadaku?"
888 membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Betul paduka dewi. Apakah raja langit sudah memberitahukan kepada paduka dewi?" tanya 888. Dewi Xiang menganggukkan kepalanya.
"Tentu saja, dan aku sedikit mempermudah hukumanmu. Aku hanya memberikan 100 nama kepadamu. Kau, tinggal memilih mana yang akan kau perjuangan untuk mendapatkan anugerahkan kehidupan ke delapan. Jangan sampai kau salah memilih, Kim Young Jo. Jika kau sampai salah, kau hanya akan membuat kehidupan manusia yang lain menderita.
" Setiap manusia hanya bisa memiliki 7 kehidupan. Kehidupan yang ke 7 adalah penentuan akan kemana dia. Masuk ke dalam surga dan tinggal bersama para bidadari di kahyangan. Atau tinggal bersama iblis di neraka. Jika kau memilih yang benar, hidup mereka setelah reinkarnasi juga akan baik. Tapi, jika sampai kau salah memilih, dia hanya akan menjadi anak- anak iblis dalam wujud manusia. Dan,saat dia mati rohnya akan menjadi arwah jahat,anak iblis. Bahkan kalian para malaikat maut pun tidak akan bisa menghancurkan arwah itu."
888 tertegun, ia sama sekali tidak tau hal itu. Ah, rupanya raja langit memang benar - benar sedang menghukumnya.
"Bagaimana saya bisa tau kalau saya tidak salah pilih?" tanya 888 sedikit ragu. Dewi Xiang tertawa renyah, ia melangkah menuju kursi taman dan duduk di sana dengan anggun. 888 mengikuti langkah sang dewi tanpa berani untuk ikut duduk. Di atas meja kecil, ada 3 buah buku. Buku yang 1 tampak begitu tebal. 888 yakin bahwa itu adalah kitab kehidupan. Sementara 2 buku lainnya tipis seperti buku biasa.
Dewi Xiang mengamati 888 dari atas hingga ujung kaki dengan tatapan yang begitu tajam. Meskipun hanya seorang dewi, namun dewi Xiang dikenal sangat kuat.
"Di atas meja di hadapanmu, ada 3 buku. Yang paling tebal itu adalah kitab seluruh hidup. Kau tidak akan bisa menyelesaikan dalam sehari untuk membacanya. Tapi, kedua buku yang kecil itu, adalah catatan hidup 50 jiwa. Dari kehidupan pertama sampai ke-7. Buku yang satu berisi 30 orang yang layak untuk kehidupan ke-8. Kau hanya tinggal membuang 20 orang. Sementara yang satunya hanya ada 5 yang layak. Jadi, kau tidak boleh salah memilih di antara kedua buku itu," ujar dewi Xiang.
888 menarik napas berat seketika. Ia harus benar-benar memilih. Jika tidak, maka semua akan kacau.
"Kau boleh duduk dan membuka kedua buku itu di sini. Lalu, kau bisa memilih mana yang akan kau bawa, duduklah," ujar dewi Xiang. Sekilas 888 melihat seulas senyum di bibir dewi Xiang. 888 tau, bahwa ia kembali di uji.
Perlahan, 888 pun duduk. Ia membuka buku yang berwarna putih terlebih dahulu. Kemudian membukanya dengan hati- hati. Namun, saat membukanya dan menyentuh nama yang tertulis di buku itu tiba-tiba ia dapat melihat kilasan- kilasan kehidupan di kepalanya. 888 mulai bernapas dengan sedikit lega. Ia pun mulai melihat dan membaca satu persatu nama yang tertulis disana. Setelah selesai, ia membuka buku yang berwarna hitam. Dewi Xiang hanya duduk tenang memperhatikan 888 yang nampak serius.
Setelah beberapa lama, akhirnya 888 mengangkat buku yang berwarna hitam. "Saya memilih yang ini, paduka dewi," katanya dengan mantap. Dewi Xiang tertawa kecil. "Rupanya raja langit benar- benar memberimu anugrah. Baiklah, jika kau sudah memilih. Pilihanmu tidak dapat di batalkan," kata dewi Xiang. Ia menepukkan tangannya 2 kali. Dan buku yang ada di atas meja menghilang entah kemana. Hanya tersisa buku yang telah di pilih 888.
"Saya permisi dulu kalau begitu paduka dewi," ujar 888 sambil bangkit dan memberi hormat.
"Silahkan, kau tau jalannya kan?" 888 mengangguk, dan ia pun langsung melangkah pergi.
888 melangkah dengan mantap dan, ia pun segera kembali ke lobby hotel di mana 222 dan 442 menunggunya. Saat melihat 888 keduanya langsung berdiri dan tersenyum. "Apa anda mendapatkan buku itu, 888?" tanya 222. 888 mengangguk sambil memperlihatkan buku berwarna hitam di tangannya. "Baiklah, kita segera pergi?"tanya 442. 888 mengangguk, namun terlebih dahulu ia menghampiri Gong Liu.
"Terimakasih, sudah menemani mereka di sini," ujar 888.
. Gong Liu tersenyum ramah. "Sudah tugasku di sini," ucapnya.
"Apakah tamu yang tinggal di sini selalu tinggal lama?" tanya 888. Ia memang baru kali ini ke bukit penantian. Gong Liu menggelengkan kepalanya. "Ada yang hanya sehari saja. Ada juga yang sudah ratusan tahun di sini. Tapi, rata-rata paling lama seminggu. Mereka akan di jemput dan di antar menuju pintu reinkarnasi oleh malaikat maut yang bertugas. Dan, sepertinya malaikat maut 444 akan segera reinkarnasi juga."
888 menghela napas panjang, ia memang sedikit mengkhawatirkan 444. Tapi, jika memang ia akan segera reinkarnasi, 888 merasa lega untuk meninggalkan Jeongwol.