Lee Kuan Yu tengah melemparkan tubuhnya di atas kasus. Matanya menatap langit kamar berwarna putih, pikirannya melayang entah kemana. Kemudian dia merongoh ponsel di saku celananya.
Tutt… Tut… tut…
"Bagaimana apa kau, sudah menemukan pentunjuk?" tanya Lee Kuan Yu ketika telponnya telah tersambung.
"Sabar, aku kan masih berusaha tahu," kata Taek Wo yang baru saja menyerup ramen yang telah mengembang sejak tadi.
"Jangan sebut dirimu peretas nomor satu di dunia jika hal begini saja kau tidak bisa," ledek Lee Kuan Yu. Sebenarnya itu adalah kata-kata motivasi, tetapi pemuda itu terlalu gengsi untuk memberikan semangat dalam kata yang benar.
"Kurang ajar! Kau pikir bermain dengan logaritma dan bug itu mudah? Kalau begitu kau yang coba saja sendiri," rutuk Taek Wo.
"Hahaha ... baiklah, baik aku akan menunggu. Tapi, ingat jangan terlalu lama!"