Malam yang semakin larut semakin menerpa kulit lembut dengan liarnya. Kiara tampak mendekap kedua siku memberi kehangatan pada tubuh. Sayangnya, hal itu pun tak banyak membantu.
Angin malam semakin berhembus kencang seolah menunjukkan kemurkaannya pada siapa saja yang mencoba menantang maut.
Kiara terlihat semakin mendekap erat kedua siku. "Tumben sekali cuaca malam ini sangat dingin." Lirihnya dengan bibir bergetar. Meskipun begitu tak membuat Kiara membalut tubuh dengan mantel.
Diraihnya sweater tipis untuk menutupi kulit telanjang. Setelahnya, langkah kaki kembali mendekat ke sisi jendela.
Tatapannya tampak lurus ke depan bermanjakan gemerlapan lampu Kota London. Entah sudah berapa lama dalam kondisi seperti itu. Yang jelas hingga berjam - jam lamanya dibiarkannya kulit lembut menjadi santapan liar angin malam.