Calvino sangat yakin bahwa sang adik sedang berada di apartement pribadi. Sayangnya, tebakannya tersebut salah besar atas kondisi apartement yang masih gelap gulita.
Dengan segera melenggang menuju lift yang akan membawanya turun pada lantai di mana ruangan kebesaran CEO berada.
Ketika pintu lift terbuka. Rahangnya seketika itu juga mengeras, wajah mengetat, bibir membentuk garis lurus, hingga kedua tangan mengepal erat. Pertanda bahwa sang billionaire berada pada puncak emosi.
Langkah tegas kian lebar mendekat ke arah Calista, dan dalam satu kali sentakan tubuh ramping telah berdiri hingga sejajar dengannya.
"Auch ... " rintih kesakitan atas gerakan yang secara tiba - tiba. "Kasar sekali kau memperlakukanku!" Bentaknya atas rasa tak suka dari tindakan sang kakak.
"Kalau kau memang tidak bisa diperlakukan dengan penuh kelembutan maka, perlakuan yang pantas kau dapatkan adalah-"
"Cukup!" Potong Calista cepat. "Ini sudah larut malam. Jangan membuat keributan! Pergilah!"