Winda merasakan jika hidupnya benar-benar hancur. Ia pernah merasakan hal ini sebelumnya saat ia memutuskan untuk meniggalkan seorang Aldo Prasetyo dan kini hal itu terulang lagi beserta dengan rasa penyesalan yang memang selalu datang terlambat. Seandainya ia mengatakan kata cinta itu lebih sering pada Darren mungkin ia tak akan merasa begitu menyesal.
Winda tak mengerti mengapa ia merasa jika semesta selalu memilih waktu yang terbaik, waktu yang paling menyakitkan ketika ia mengambil Darren dari sisinya. Winda yang terlanjur mencintai Darren karena pria itu menunjukkan rasa cinta dan tanggung jawab yang besar padanya namun ia belum sempat mengatakan bahwa suaminya itu telah berhasil mencuri hatinya. Dan tanpa ada tanda, peringatan atau kata-kata. Hanya dalam sekejap Darren pergi. Bagaimana mungkin hanya dalam sekejap kebahagiaan itu sudah menjadi debu?