Winner hanya perlu menyakiti aku lagi dan lagi hingga rasa yang ku miliki habis dan menguap. Jika hancur tak ada lagi yang tersisa di hati ini kecuali rasa perih dan kenangan tentangnya yang menyakitkan.
(Ruby Amara)
***
Jujur saja, emosi ku sudah sampai di ubun-ubun. Dan aku hanya ingin mendapat ketenangan dengan menjauh darinya namun Winner selalu menarik ulur hati ku. Seolah ia tahu bagaimana cara terbaik untuk melukai hati ku.
Pagi ini, Winner melihat ku dengan senyum cerah seolah ia merasa bahagia karena sudah berhasil mempermainkan aku.
"Winner, aku mau ngomong sama kamu soal ini." Kata ku pada Winner sekali lagi.
Winner terlihat sedikit tegang namun ia membalikkan badannya seolah ia ingin menghindari aku. Aku yakin Winner sangat tahu apa yang ingin ku tanyakan padanya. Sampai kapan Winner akan menutupi semuanya dari ku?