Mengapa harus ada yang menciptakan pedang jika itu hanya dipakai untuk menusuk hati ku?
Mengapa harus ada dia yang ada di hati ku?
(Winner Alexander)
***
"Bukannya kamu yang harus merasa bersalah sama aku?" Aku bertanya pada Winner kembali. Kepala ku ini masih terasa berat dan aku benci perasaan tak berdaya semacam ini.
"Iya." Jawaban Winner membuat ku sangat terkejut namun aku tahu saat ini aku sedang bermimpi. Entah mengapa mata ini terasa pedas seolah ada air mata yang telah terkumpul di pelupuk mata ku ini. "Aku ingin mengulang waktu di mana kita gak perlu bertemu."
"Mengapa?" Entah mengapa aku harus menanyakan hal ini pada Winner.
"Terlalu banyak luka yang ada di antara aku dan kamu." Bisik Winner sebelum mengecup keningku.
"Winner, meski aku selalu bilang kalau aku menyesal bertemu kamu tapi sebenarnya aku gak pernah menyesali pertemuan kita. Kamu tahu, aku yang beruntung karena ketemu sama kamu."