Bagaimana mungkin ia mencuri hati ku perlahan
dan pada akhirnya apa semesta akan meminta untuk menyerahkan nyawa ku padanya atas nama cinta?
(Winner Alexander)
***
"Eh?"
Aku heran mengapa setan satu ini bersikap innocent di depan ku? Padahal aku tahu manusia semacam Winner tidaklah se-innocent itu.
"Aku mau ganti baju." Aku mengulanginya sekali lagi. Aku tak tahu apakah Winner salah dengar atau bagaimana namun akan lebih baik jika aku mengulangi semuanya biar jelas. "Kamu gak keluar?" Tanya ku.
"Aku? Mengapa aku harus keluar? Aku juga mau ganti baju. Kamu bisa ganti baju di kamar mandi kalau kamu merasa gak nyaman. Di sini cuma ada aku. Kamu apa bisa lepasin baju kamu sendiri?" Tanya Winner.
Aku baru ingat jika aku gak mungkin melepaskan baju ini karena banyak tali di bagian belakang. Aku menggigit bibir bawah ku karena menyadari jika aku membutuhkan Winner untuk melepaskan baju ini.
"Sini."