Bagaimana mungkin semesta mempermainkan nasib ku seperti ini
Ia mengijinkan sang dewa cinta memanahkan panah asmara di hatiku untuk seorang yang seharusnya tak boleh ku miliki
Karena memilikinya adalah petaka bagi ku.
(Winner Alexander)
***
Kali ini saat aku keluar dari ruang make-up. Aku berhadapan kembali dengan Winner yang ternyata telah menunggu di depan pintu ruang make-up. Aku merasa heran dengan setan ini, mengapa ia selalu menunjukkan ekspresi terkejut saat melihat ku keluar dari ruang make-up ini. Yang jelas, aku bukan hantu dan seharusnya Winner tak perlu terkejut seperti itu.
"Ayo lanjut lagi pemotretannya." Rina berteriak di posisinya sambil membawa kamera.
Rina terlihat lebih santai kali ini dari pada saat pemotretan pertama tadi.
Aku dan Winner mengambil posisi untuk melakukan pose seperti apa yang diminta oleh Rina.