Dapatkah aku menolak ikatan suci yang telah digariskan semesta untuk ku bila aku tahu jika semuanya hanyalah dusta semata?
***
"Winner!" Aku berteriak padanya karena aku sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.
"Ruby, aku mau di foto prawedding kita, kamu harus kelihatan happy. Kalau enggak kamu bisa bayangkan apa yang ada di kepala orang tua kita, kan?"
"Winner!"
"Kalau gitu kamu cepat mandi soalnya sepuluh menit lagi, make-up artist sama gaun untuk kamu datang ke sini."
"Winner, kamu pasti gak serius soal make up artis dan semuanya, kan?" Tanya ku pada Winner.
"Tentu saja aku gak akan bercanda kalau sudah menyangkut soal pernikahan kita. Dan aku tekankan sama kamu. Kamu harus terlihat bahagia." Kata Winner dengan penekanan kata bahagia.
"Ini muka ku terserah aku."
Aku tterkejut saat Winner bergegas menuju sebuah kamar dan kembali dengan membawa sebuah map besar dan melemparkan surat-surat itu di wajah ku. Aku benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan Winner pada ku.