Dapatkah hati memilih untuk menjatuhkan pilihannya?
Hanya takdir yang dapat memutuskan ikatan hati
Walau itu akan menciptakan guratan luka
***
"Winner, kamu kok makin aneh?" Tanya ku penasaran pada Winner. Apa ini karena aku yang belum siap menerima sosok Winner dengan versi yang seperti ini?
"Aku gak merasa aneh karena aku gak akan melepaskan perempuan yang jadi istriku." Jawab Winner dengan nada serius.
Aku hanya dapat menelan ludah saat melihat wajah Winner yang benar-benar tegang saat mengatakan hal itu. Aku sungguh tak mengerti mengapa tatapan tajam Winner sanggup membuat keberanian ku menguap entah ke mana. Aku dapat merasakan jika Winner sangat serius dengan apa yang dikatakannya. Reaksi dari Winner membuat ku bertanya, Apa aku siap untuk menjalani pernikahan dengan Winner? Apa aku siap untuk terperangkap seumur hidup dengannya?
"Winner, kamu bener-bener buat aku mikir soal ini."
"Apa?"
"Apa kamu akan menjaga aku? Apa kamu akan mencintai aku? Kita…"