Bisakah kita bersama menjalani kebersamaan hingga di ufuk senja?
Mampukah prahara menghancurkan pondasi yang sudah kita bangun sedari dulu?
Atau kisah tentang kita hanya sebuah fatamorgana?
***
Jujur saja aku merinding mendengar ucapan Winner yang seperti ini. Apakah apa yang Winner ucapkan memang dari dasar hatinya atau ini hanya kepalsuan semata? Apakah ini adalah Winner sebenarnya yang selama ini tak pernah ku sadari ataukah ini hanya ucapan manis untuk mengikat hatiku padanya? Mengapa Winner bisa membuat ku merasa seperti ini.
"Win, kalau begitu aku turun dulu. Terima kasih udah dianterin sampai toko." Aku segera keluar tanpa menunggu Winner yang sudah bersiap sedia untuk membukakan ku pintu dan segera masuk ke dalam toko tanpa memberikan kesempatan Winner untuk mengatakan sesuatu.