Rasanya rafael tak ingin pergi dari makam hanny. Semua pelayat sudah pergi, mereka hanya bisa mengutarakan kalimt duka, agar rafael tabah dan kuat demi anaknya. Tapi ucapan itu tak mudah untuk rafael, seakan kalimat-kalimat itu bulsyet untuknya dan hanya berlalu.
"Raff.."
Rafael berlutut didepan makam hannya. Masih mengusap nisan bertulisan nama wanita yang sangat dia cintai. Hanny, rafael tak pernah menyangka dia akan ada diposisi ini. Air mata rafael tak tertahan.
"Raff.."
Mama rafael menepuk pundak rafael untuk kedua kalinya. Tapi rafael tak juga merespon.
"Bis,"
Mama rafael melirik bisma untuk meminta bantuan pada bisma agar menghibur kakaknya, atau setidaknya bisa membujuk kakaknya untuk meninggalkan makam karena hari mulai petang.
"Kak, ayo kak kita pulang." kata bisma menepuk pundak sang kakak. Bahkan bisma ikut berjongkok disamping kakaknya. Melihat kakaknya menangis, bisma juga tak kuasa menahan air matanya.