"Tuan, izinkan saya menggendong iqbal?" pinta sasya pada Rafael.
Rafael melirik mamanya, dia ragu mau memberikan iqbal pada sasya. Tapi mamanya mengangguk. Rafael pun memberikan iqbal pada sasya.
"Tuan, izinkan saya menggendong Iqbal?" tanya sasya memotong penjelasan dokter ditelpon. Rafael tak menggubris dia terus mendengarkan penjelasan dokter.
"Tuan, tolong. Berikan pada saya dulu Iqbalnya. Kasian dia menangis sejak tadi." pinta sasya yang bahkan juga ingin ikut menangis.
Rafael tak tau kenapa? Tapi melihat mata sasya, menatapnya lekat, berdiri didekatnya rasanya dia seperti berdampingan dengan hanny.
"Iya."
Rafael menyerah, dia memberikan iqbaal untuk sasta gendong. Sasya langsung menggendong iqbaal dan minimangnya.
"Syu syuu... Sayang, jangan nangis yaa... Emm.."
Sasya tak perduli dengan rafael dan yang lain yang sedang sibuk mendengarkan penjelasan dokter. Dia fokua pada iqbaal, menimang-nimang iqbaal dan menciumi pipi mungilnya.
"Anak mama pinter."