Chereads / DADY / Chapter 28 - CEK UP

Chapter 28 - CEK UP

Usia kandungan hanny sudah menginjak enam bulan. Perutnya sudah terlihat cukup besar. Rafael suka sekali mengusap-usap perut hanny terkadang berbisik diperut Hanny. Hanny dan rafael hari ini akan datang ke doktdr untuk cek up.

"Ma.." hanny datang ke dapur.

Dia sudah bisa makan sejak kandungannya empat bulan. Bahkan sangat nafsu makan, apapun. Mama rafael sangat senang. Hanny dan bayinya tumbuh dengan sehat.

"Sayangg.. Ada apa?" mama rafael sedang masak.

"Aakk ma, mau coba.. Kayaknya enak banget. Hanny udah laper." hanny membuka mulutnya. Meminta mama mertuanya untuk menyuapi Hanny makan yang sedang dia masak.

Mama rafael tersenyum. Dia mengambil sedikit makanan dengan sendok dan menyuapi hanny. Tak lupa meniupnya lebih dulu.

"Mama ambilin ya. Kamu makan dulu." kata sang mama.

"Mmm.." hanny mengangguk sambil mengunyah makanannya.

Mama rafael juga menarik kuris untuk hanny. Hanny duduk disana. Sementara mama rafael mengambilkan makanan dan hanny makan duluan.

Rafael, papa dan taehyung masih di kamar masing-masing. Rafael sedang mandi. Papanya juga. Sementara bisma sedang siap-siap ke kampus.

"Ma, hanny mana?" rafael mengambil pakaian dari atas, lalu turun kembali ke bawah. Dia mencari hanny di kamar bawah tak ada. Rafael akhirnya ke dapur.

"Tuh." mama rafael yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan menunjuk hanny yang sedang makan. Rafael tersenyum.

"Seneng ya liat dia makan banyak." kata mama rafael berbisik pada anaknya.

Bibik membantu membawakan makanan yang lain. Hanny pun ikut membawakan. Rafael langsung mendekati.

"Duduk aja, biar aku." suruh rafael.

Hanny tersenyum. Dia kembali duduk dan makan dengan lahap. Rafael kembali ke dapur untuk membantu mamanya lagi.

"Pagii anak papa. Kelaperan ya?" rafael mendekati hanny. Memeluk hanny dari belakang dan mengusap perutnya.

"Iya." jawab hanny sambil makan.

"Boleh ikut ke kantor kan?" tanya hanny memutar tubuhnya menghadap rafael. 

Lagi..

Hal yang belum rafael turuti hari itu. Rafael menyerah. Dia mengangguk. Lagi pula hanny sudah nampak sehat dan kandungan sudah lebih kuat.

"Yes.." hanny girang.

Rafael mengajak hanny sarapan. Dia pamit pada mama dan semuanya untuk ke klinik. Setelah itu hanny mau ikut ke kantor.

"Sayang, nanti kecapean. Pulang aja ya, kan ada mama di rumah yang nemenin kamu."

Mereka akan berangkat. Hanny sudah fix mau ikut ke kantor. Tapi mama rafael khawatir. Mama rafael mengantar sampai luar dan mencoba merubah keputusan hanny.

Hanny paling tak bisa menolak permintaan mama mertua yang paling dia sayang.

"Mamaaa.. Tapi hany pengen ikut. Bentar aja, yaa?" pinta hanny memohon dengan manis.

"Ya udah, bentar. Jangan seharian, nanti kamu kecapean. Mama gak mau kamu kecapean."

"Ok."

Hanny dan rafael pamit bersamaan dengan papa rafael berangkat ke kantor dan bisma berangkat ke kampus.

"Kak, cewek." kata bisma sebelum melajukan mobilnya untuk jalan. Hanny hanya tersenyum.

"Kembar deh boleh. Cewek cowok ya han." sambung papa rafael mengambil jalan tengah.

Hanny hanya tersenyum. Dia sangat bahagia.

Diluar sana ada seorang yang memperhatikan. "Pantes dimanja, disayang banget. Lagi hamil anaknya." kata orang itu.

"Yuk berangkat." ajak rafael yang menggunakan supir.

"Maa.. Hanny berangkat ya." hanny pamit pada mama mertuanya.

"Hati-hati sayang. Semoga mau cowok cewek, sehat ya." mama rafael mengusap kepala hanny.

"Iya ma."

Rafael menggandeng hanny masuk ke mobilnya. Mereka langsung berangkat ke klinik. Sepanjang jalan tangan namjoon mengusap perut hanny.

Hanny butuh waktu lama, tapi dalam enam bulan ini hanny, hanny percaya rafael mulai tulus.

"Jangan nangis lagi. Suka banget sih nangis. Cengeng." ejek rafael pada hanny.

Tapi hanny tetap menangis, terharu karena bahagia. Rafael mengusap air matanya dan mengecup pipi hanny. Membuat supir didepan melirik mereka.

Tuan mencium pipi nona hanny.

Dia mengirim sebuah pesan kesebuah nomer Setelah mobil mereka berhenti didepan klinik.

*

Untuk pertama kalinya sejak hanny hamil. Baru kali ini rafael menyempatkan waktu untuk menemani hanny cek up. Biasanya terbentur dengan jadwal kerjaanya.

Rafael menggandengn hanny masuk ke ruangan dokter. Dokter sudah menunggu keduanya. Dia langsung meminta hanny untuk berbaring di tempat tidur, untuk memulai pemeriksaan.

Dokter membuka baju hanny, sedikit mengangkatnya hingga menunjukan perut hanny yang buncit. Ini juga baru pertama kali rafael lihat.

Kalau di rumah, rasanya masih canggung. Rafael tak berani memintanya secara langsung.

Hanny pun merasa malu dilihat oleh rafael dengan perut buncitnya. Tapi rafael memperhatikan dengan seksama. Dia takjub.

Benar-benar kekuasaan tuhan. Ajaib.

Perut wanita bisa menyimpan seorang manusia, dan tumbuh didalamnya. Menjadi buncit.

Dokter mengoleskan jel sebelum pemeriksaan. Dokter mulai menempelkan alatnya ke perut hanny. Hingga memutar alat itu sekitar perut hanny.

"Sudah bisa kelihatan jenis kelaminnya dok?" tanya rafael, yang sangat ingin dia dan keluarganya tau.

Dokter mengangguk. Dia mencoa mencari dengan lebih jelas.

"Ini.." dokter menunjuka ke layar usg. "Laki-laki." kata dokter yang membuat rafael langsung tersemyum manis menunjukan dimplenya.

Hanny melirik rafael, dia ingin melihat ekspresinya. Rafael terlihat sangat bahagia. Hanny pun senang melihatnya.

Setelah selesai dokter kembali menurunkan baju mikik hanny. Rafael membantu hanny duduk dan turun dari ranjang. Mereka beralih ke meja dokter untuk mendengarkan penjelasan dokter.

"Gimana dokter? Semuanya baik kan? Ibu dan anaknya?" tanya rafael lebih dulu.

Membuat hanny terpaku. Hanny sangat senang dan kali ini percaya kalau rafael benar-benar mencintainya. Mungkin.

"Iya. Semuanya baik-baik saja tuan. Dua-duanya sehat. Jaga kondisinya ya nyonya sampai melahirkan nanti. Jangan sampai sters." kata dokter.

"Iya dok."

Rafael berhasil, dia berhasil menjaga hanny dengan baik. Tingga tiga bulan lagi dan semuanya akan berakhir. Setidaknya dia tak akan mengecewakan mamanya.

Rafael dan hanny akan kembali ke rumah. Mereka tak sabar memberitahu mama dan semuanya. Terlebih bisma. Pasti tae kesal karena jenis kelamin anaknya laki-laki. Seperti yang rafael inginkan.

"Gimana sayang?"

Mama rafael sudah menunggu sejak tadi. Dia membantu hanny turun dari mobil dan membawanya ke ruang tamu. Hanny duduk perlahan.

Bisma dan papanya juga sudah ada disana. Mereka mendengarkan dengan seksama apa hasilnya.

Tak sabar.

"Jenis kelaminnya laki-laki, ma." kata rafael.

"Yahh.. Bikin lagi kak. Cewek pokoknya nanti." bisma langsung pergi karena kesal.

Tapi ucapannya membuat semua orang tertawa. Dan hanny yang tersenyum malu. Rafael mengangguk-angguk pada hanny.

"Siap bis. Tungguin aja." teriak rafael.

"Satu aja belum dikeluarin." kata hanny pada rafael.

"Ya kalau udah keluar, langsung. Ya kan ma."

"Ok. Setuju. Cewek cowok. Pas sayang." kata mama rafael.

Buat mereka, apapun asal mereka bahagia. Hanny rela. Hanny tak akan membuat mereka kecewa.